Zelina, yang sedari tadi hanya diam mendengarkan sambil sesekali mencuri pandang ke arah Raka, tiba-tiba menegakkan tubuh dan memaksakan senyum.“Oh, aku juga kebetulan mau pulang. Kita barengan aja, ya?” ucapnya, suaranya ringan tapi matanya menyimpan harap.Langkah Raka seketika terhenti, tapi hanya sejenak. Ia menoleh sedikit, sekilas, tapi tak memberi ruang pada harapan itu.“Nggak usah. Aku lewat jalan lain,” jawabnya, datar dan pendek, seperti potongan kalimat yang sengaja ditebas agar tak menyisakan ruang diskusi.Lalu ia kembali melangkah, kali ini lebih cepat, membelah halaman dengan langkah yang tak mengundang siapa pun untuk mengikuti.Zelina tetap berdiri di tempat. Senyum tipisnya memudar, terganti oleh kekakuan di wajahnya. Udara malam yang semula terasa hangat berubah senyap dan dingin, seolah menyerap ketegangan yang tak diucapkan.Dari dalam rumah, di balik kaca jendela yang memantulkan redup lampu taman, Bara menyipitkan ma
Huling Na-update : 2025-07-05 Magbasa pa