Pagi itu, matahari masih malu-malu menampakkan diri. Aroma sisa hujan malam sebelumnya masih melekat di udara. Aya berdiri di dapur dengan daster biru muda yang sudah mulai lusuh di bagian lengan. Rambutnya digulung asal, dan wajahnya belum tersentuh bedak sedikit pun.Ia sedang mencoba membuka tutup botol kecap manis.“Yaa ampun! Siapa sih yang nutup ini kayak mau nyegel nuklir!” gumamnya sambil mengerahkan seluruh tenaga, pipi menegang, tangan berotot, mata melotot.Tiba-tiba Elvano datang dari belakang, masih setengah sadar. Rambut acak-acakan, kaus tidur gombrong, dan langkah kakinya seperti zombie. Ia melihat istrinya yang sedang bertarung hidup-mati dengan botol kecap.“Pagi,” katanya sambil menguap.Aya tetap fokus. “Nggak bisa buka, nih! Tangan kamu mana, sini!”Dengan pasrah, Elvano mengambil botol itu, memutarnya pelan, dan klik… terbuka.Aya terdiam. “Itu tadi aku yang bikin longgar, makanya kamu bisa buka.”
Terakhir Diperbarui : 2025-06-17 Baca selengkapnya