Pagi itu, mentari merangkak malu-malu di balik tirai jendela kamar Aya dan Elvano. Udara dingin sisa hujan semalam masih menggantung, menyisakan embun tipis di kaca jendela dan aroma tanah basah yang menyusup dari celah ventilasi. Tapi tak ada yang lebih menyejukkan dari pandangan Elvano pagi itu: Aya tertidur pulas sambil memeluk guling... dan entah bagaimana, Elvano yang jadi korbannya.“Lagi-lagi aku kalah sama guling,” gumam Elvano pelan, menatap istrinya yang meringkuk seperti kucing malas.Tiba-tiba Aya membuka sebelah mata, “Dari tadi ngelamun sambil senyum-senyum? Mimpi selingkuh, ya?”Elvano mendadak tegak. “Hah? Nggak, nggak! Aku cuma liat kamu... kayak nasi padang yang baru dihidang. Menggoda.”Aya mendengus geli. “Awas ya, jangan sok manis. Kalau aku lapar, kamu yang kumakan.”“Berarti aku harus siap digeprek,” Elvano nyengir sambil melarikan diri dari tempat tidur.Aya hanya menghela napas, tersenyum lebar. Tapi senyum itu perlahan hilang, terganti dengan tatapan kosong k
Last Updated : 2025-07-03 Read more