All Chapters of Perjanjian Panas dengan Kakak Muridku: Chapter 281 - Chapter 290

Orang-orang yang dicurigai Bastian adalah suruhan Jordan sudah sampai di depan rumah Eve. Satu mobil itu berisi empat orang yang pasti mereka menunggu Bastian dan Yerin keluar. Bastian kembali keluar.“Mereka di luar. Apapun yang terjadi jangan sampai mereka masuk.” Bastian membantu Eve membawa Yerin masuk. Yerin akhirnya berbaring di ranjang kamar tamu. Keadaannya tidak memungkinkan untuk tetap terjaga.Eve berusaha semampunya untuk memberikan obat sesuai dengan keadaan Yerin. “Bu Yerin sudah makan?” tanya Eve. Yerin mengangguk. meski sedikit tadi ia sudah makan. Sehingga ia langsung minum obat. Yerin menatap mereka berdua. “Maaf….” Lirihnya. “Bu Yerin menyusahkan kalian.” Eve menggeleng. “Tidak sama sekali. Bu Yerin harus beristirahan untuk sementar waktu. Jangan bangun dulu…” Yerin mengangguk pasrah. “Bastian…” panggil Yerin. “Jangan beritahu kakak kamu. bu Yerin harus pergi dari hidup kakak kamu secepatnya.” “Apa?” ulang Bastian. “Kak Arsen harus tahu, Bu…” “Semuanya

Eve menyadari tatapan Yerin padanya. Ia melotot. Ini semua salah paham. “Bukan seperti yang ibu pikirkan!” Eve memasukkan kembali alat tespeck itu ke dalam kantong kresek. Yerin mundur. Menatap keduanya sembari menggeleng. “Jujur pada ibu…” lirih Yerin. “Bukan, bu…” Eve menggeleng lagi. Ia menyenggol Bastian yang diam saja. “Kita bahkan tidak pernah melakukannya. bagaimana aku bisa hamil? Bu Yerin salah paham!” Eve tidak bisa membiarkan kesalahpahaman ini terus berlanjut. “Sungguh!” Eve mengangguk. Yerin bersindekap menatap mereka berdua. “Lalu kenapa membeli alat itu?” “Ini…” Eve ragu mengatakannya. “Sebenarnya ini untuk bu Yerin…” “Aku?” tanya Yerin. Hening. Untuk sesaat mereka tidak bereaksi. Sampai Yerin tertawa. “Ada-ada saja!” mengibaskan tangannya. “Bu Yerin tidak mungkin hamil.” “Sudah kalian cepat masuk.” Yerin menyuruh mereka berdua kembali ke dalam rumah. Eve dan Bastian saling berpandang. Memang pasti membahas hal ini akan membuat Yerin sedih

Seharusnya Arsen sadar bahwa Malaika bukan hanya mirip dengannya, tapi juga kakeknya. Bahkan ketika ia menemukan foto masa mudah kakeknya, Malaika justru mirip dengan kakek. Tidak mungkin hasil tes DNA itu hampir 100 persen cocok. Sedangkan, Arsen sudah mengantongi hasil tes DNA yang ia lakukan sendiri. Hasilnya tidak ada kecocokan. Hari di mana Arsen bertemu dengan Malaika, bukanlah tanpa sebab. Ia memang ingin bertemu untuk mengambil sedikit rambut Malaika. Arsen berkacak pinggang menatap Agnes yang sekarang berlutut di hadapannya. “Maafkan aku…” Agnes merangkak. Meraih kaki Arsen. Hingga dua tangannya itu bisa menyentuh kaki Arsen. “Awalnya aku meminta tanggung jawab kakekmu tapi kakekmu menolak. Dia bilang akan membunuhku kalau sampai memberitahu orang lain.” “Hingga aku datang padamu. aku meminta pertanggungjawaban padamu.” Arsen menatap Agnes yang berada di bawahnya. Wanita itu masih berlutut—bahkan menunduk seperti anjing. “Aku hanya ingin Malaika bisa

Pagi yang cerah ini… Ada berita yang begitu menghebohkan. “Berita ekslusif, skyline dikabarkan mengalami masalah internal. Jordan Jarvis pemimpin skyline generasi ke-tiga dikabarkan melakukan berbagai manipulasi.” “Dikabarkan terlibat penggelapan dana, manipulasi pajak dan menerima dana gelap dari investor luar negeri.” “Belum ada kejelasan pasti. Namun, pihak kepolisian sudah menerima berkas yang dikirimkan dari internal Skyline sendiri mengenai kejahatan Jordan.” “Kemungkinan besar yang melakukan hal tersebut adalah cucu Jordan yang saat ini menjabat sebagai presiden direktur, yaitu Arsen.” Berita tersebut tentu saja sangat heboh. Diunggah dalam kurun waktu satu jam saja. Sudah memiliki tayangan 400 ribu kali. Berita lain yang tidak kalah menggemparkan publik adalah… Tereksposnya skandal percintaan Arsen dengan seorang wanita yang katanya memiliki anak. “Beberapa minggu yang lalu kita digemparkan dengan berita yang sempat naik yaitu skandal Presdir Skyline dengan

“Semuanya selesai saat aku melaporkannya pada Kak Arsen. Meskipun dia menyebalkan, tapi dia bisa diandalkan.” Bastian menyandarkan kepalanya di bahu Eve. Saat ini mereka berada di sebuah minimarket dekat rumah Eve. Mereka keluar rumah saat Arsen datang. Mereka hanya ingin memberikan waktu agar Yerin dan Arsen bisa berbicara lebih leluasa. “Tapi kapan kamu melapor pada kak Arsen?” tanya Eve. menyendok es krimnya. Menyuapi Bastian yang bertingkah seperti bayi kecil. “Saat….” Bastian mengingat kembali. “Saat tahu bu Yerin hamil. Keadaannya semakin kacau kan? setelah petugas keamanan komplek kamu membawa mereka. ada gerombolan lain yang mengganggu.” “Setelah aku melaporkannya, tidak ada orang-orang yang kembali datang.” Bastian mengangkat kepalanya. “Karena orang-orang kak Arsen sudah datang, Ernando dan Willie bisa istirahat.” Eve mengernyit. “Jadi orang-orang yang kamu maksud menjaga orang tua Willie adalah dua bocah itu?” Bastian mengangguk. “Iya.” “Astaga…” Eve t