“Ma… sakit banget!” Eliz menggeliat di tempat tidur, tangannya mencengkeram sprei sampai kusut. Keringat deras menetes dari pelipisnya, wajahnya pucat pasi.Anita yang baru saja hendak beranjak tidur langsung panik. Ia berlari mendekat, duduk di samping putrinya. “Eliz, tahan, Nak! Papa!”Dari kamar sebelah terdengar suara kursi terseret. Andreas muncul dengan wajah kaget, rambutnya berantakan. “Ada apa?”“Kontraksi, Pa! Kayaknya udah mulai!” Anita gemetar, menggenggam erat tangan Eliza untuk menguatkan putrinya.“Papa siapin mobil. Kita berangkat sekarang!” Andreas berbalik badan, hampir menabrak kursi di lorong.“Ma… aku nggak kuat…” Eliza terisak, tubuhnya melengkung menahan sakit.Anita menepuk pelan pipi putrinya. “Tenang, Eliz. Tarik napas sama Mama, ya. Ikut Mama, tarik… buang…”“Aku takut, Ma… sakit banget.”Anita mengusap rambut Eliz yang basah keringat. “Nggak apa-apa, Nak. Sebentar lagi kamu akan ketemu malaikat kecilmu. Sabar, ya.”Jeritan Eliza nyaris tak terdengar, hanya
Last Updated : 2025-09-18 Read more