Pagi itu langit Jakarta masih diselimuti kabut tipis. Jalanan depan rumah Andreas Pratama terlihat lengang, hanya sesekali mobil melintas. Di dalam rumah, suasana sepi menyelimuti ruang tamu, meski ada tiga orang yang duduk di sana. Andreas, dengan wajah letih, merokok pelan. Elina duduk di sebelah ibunya, Anita, yang sejak tadi tampak murung.Ketukan pintu terdengar. Elina cepat bangkit, membuka. Di ambang pintu berdiri Nicholas, rapi dengan kemeja putih dan celana hitam, wajahnya tegas tapi mata menunjukkan sorot cemas. Di sampingnya seorang wanita paruh baya berwajah ramah ikut berdiri, Sus Tini, pengasuh bayi yang telah direkomendasikan oleh kolega Nicholas.“Selamat pagi, Pa, Ma,” sapa Nicholas memberi salam hormat.Andreas mengangguk singkat. Anita tidak menjawab, matanya sudah berkaca-kaca. Elina mencoba tersenyum hambar. “Masuk, Kak.”Nicholas melangkah masuk dengan hati berat. Di tangannya, ia membawa tas bayi kosong yang akan diisi perlengkapan Nicola. Sus Tini menunduk sop
Last Updated : 2025-10-02 Read more