Saat membuka mata, Sutangji melihat kantong darah di atasnya, di sisi lainnya selang infus terhubungan dengan lengan satunya. Dania tertidur di sampingnya sambil menggenggam tangannya. Sutangji ingin bangun dan duduk, Dania langsung terjaga dan menghentikannya. “Rebahlah, jangan memaksa bangun lagi,” ujarnya sambil meremas jemari tangan Sutangji. “Kamu berada di sini sejak kapan?” “Sejak kamu pingsan, sudah delapan jam kamu tidak sadarkan diri, lukamu robek, jika terus robek jahitannya akan terus diperbaiki, dan jika daging perutmu tidak bisa dijahit lagi aku akan menambalnya dengan daging di pahamu!” Dania berkata dengan nada kesal dan marah. Bukannya takut, Sutangji malah tertawa karenanya. Sutangji bukan prajurit kemarin sore yang baru terluka sekali dua kali. Sebelum-sebelumnya dia pernah terluka dengan kondisi lebih parah, palingan dia hanya akan mendapatkan perawatan selama beberapa hari saja lalu kembali terjun untuk melaksana
Last Updated : 2025-08-15 Read more