Kaivan terdiam mendengar pertanyaan sang adik yang tidak pernah terpikirkan olehnya. Tiba-tiba saja ia merasa gugup dan bingung mau menjawab apa. Avin yang menyadari kebingungan dan wajah gugup kakaknya tertawa dalam hati.  'Ya ampun, pria kejam dan ganas saat menghadapi musuh ternyata punya sisi lucu juga! Kalau aku tertawa nanti habis aku di marahinya! Hah, Kak Ana, kau sudah membuat kakakku yang kejam ini terpanah asmara hanya karena bibirmu! Hahahaha,' Avin tertawa geli dalam hatinya sambil mengepal tangannya agar tawanya tidak keceplosan.  "Ekhem, Kak, kenapa diam? Jawab saja apa yang kau rasakan? Gue kan hanya bertanya untuk menentukan sikap mu dimasa depan," tegur Avin kembali dengan kata-kata yang membuat Kaivan rileks.  "Sebenarnya waktu itu gue terkejut karena baru pertama kalinya merasakan bibir perempuan menempel dibibirku! Gue gak marah, jijik ataupun risih, tapi gue merasa ada yang beda," tunjuk Kaivan di dadanya. "Tiba-tiba saja gue merasa ada kelinci yang melompat l
 Last Updated : 2025-10-15
Last Updated : 2025-10-15