Avin seolah menjadi makhluk tak kasat mata dalam pertemuan keluarga besarnya. Sejak sejam yang lalu, mereka memonopoli Dea dan Audrey yang menjadi rebutan. Avin duduk sendirian memakan makanannya dengan muka masam. “Mi, gantian dong gendong si cantik? Dari tadi Oma, Bunda, Mami yang selalu lama gendong si cantik?” keluh Kaivan, kakak pertama Avin, merengek pada Maminya. “Iya, kita kan juga pengen gendong si cantik, Mi? Papi, Opa, sama Ayah aja kebagian, masa kita-kita enggak,” sahut Syailendra, putra sulung Bunda Shafana, ikutan protes dengan muka cemberut. Mami Berliana mendelik kesal pada putra dan keponakannya yang protes dan merengek padanya. “Makanya nikah? Biar bisa gendong anak sendiri? Kerjaan saja yang diurusin, kalau kalian nikah, kan bisa gendong anak sendiri, gak merebut cantiknya Mami,” omel Mami Berliana ketus pada dua pria lajang itu. “Iya, Mami kalian benar. Mau sampai kapan kalian hidup membujang? Oma juga pengen gendong cucu dari kalian berdua? Syukur-syuk
Terakhir Diperbarui : 2025-07-08 Baca selengkapnya