Semua Bab Sentuhan Haram Suami Majikan: Bab 21 - Bab 30

“Aku bisa membantumu untuk kembali pada Rajendra,” ucapnya lagi. “Saya siap bantu kamu dan Rajendra rujuk,” ucapnya lagi. Lidya melangkah menuju mobil lelaki itu dan berdiri bersandar pada badan mobil. “Apa kamu serius?” tanya Lidya.“Bukannya kamu teman baiknya? Lantas untuk apa kau mau membantuku? Apa kau mau sesuatu dariku? Atau Apa kamu juga menginginkan sesuatu dari dia?” “Right! Aku menginginkan seseorang yang tidak boleh dia miliki,” ucap Orang itu.Siapa sangka lelaki itu adalah Arga, teman baiknya Rajendra. Lidya tersenyum dengan sorot mata yang menatap lelaki itu yang beberapa hari lalu selalu ngotot menceraikan dia dan Rajendra, tapi hari ini dia justru mengajaknya untuk kerjasama. Benar-benar teman anjing! “Kalau kamu tidak mau, saya juga tidak memaksa.” Arga kembali buka suara. “Boleh juga, tapi tidak baik kalau kita bicara disini. Takutnya ketahuan Arga dan kau akan dicap teman anjing!” ucap Lidya sambil tersenyum penuh arti. “Kita bisa bertemu di luar,” ucapnya

“Besok kamu hadir di acara ulang tahun perusahaan pak Hendrik? Mantan mertua kamu itu?” tanya Arga. “Iya, tidak enak kalau tidak datang.” Rajendra sudah dapat undangan dari Hendrik, jadi mau tidak mau dia akan hadir. “Aku juga dapat surat undangan. Nanti kita berangkat sama-sama, takutnya nanti kamu digoda lagi sama mantan istri kamu.” Arga bersikap seolah-olah dia tulus untuk bantu Rajendra melupakan Lidya, nyatanya di belakang ia sendiri bekerjasama dengan wanita itu demi bisa mencapainya tujuan mereka. “Oke, nanti telfon biar aku yang jemput kamu di rumah, biar kita berangkat kesana dengan mobilku saja.” Tentunya cara itu disengajakan oleh Arga, karena dia sudah merencanakan sesuatu untuk menjebak Rajendra.“Oke!” Rajendra mengiyakan perkataan temannya itu. Apapun yang dilakukan Arga pasti akan dituruti oleh Rajendra. Arga tentunya sangat senang, karena rencana pertamanya mengajak Rajendra berangkat ke acara ulang tahun perusahaan dengan mobilnya. “Kalau begitu aku pamit pulan

Khanza duduk diam di dalam kamarnya sambil memeluk lututnya. Dia teringat kembali dengan perkataan Rajendra yang memintanya untuk menggugurkan kandungannya. Hanya karena dia diajak jalan sama Arga dan dia dituduh oleh Rajendra jikalau dia kerja sama dengan Arga dan Lidya untukkan mempersatukan Rajendra dan Lidya lagi. Padahal Khanza sendiri tidak tahu rencana apa yang di lakukan di Arga dan Lidya. Memang benar ia ingin balas dendam pada Rajendra dengan cara dekati teman lelaki itu dan ingin melihat Rajendra cemburu saat tahu ia dekat dengan Arga, tapi rencananya justru tidak sejalan dengan apa yang dia mau. Di sini dia yang jadi getanya atas rencana busuk Arga dan Lidya.Tidak ada niatan untuk mempersatukan Rajendra dan Lidya, karena dia tahu majikannya itu sudah sangat sakit hati dan kecewa pada mantan istrinya itu.Khanza sendiri tidak percaya jika Arga teman baik Rajendra ternyata mengkhianati Rajendra.Tidak teras air matanya luruh membasahi pipinya. Saat ia teringat dengan kebaik

Rajendra dan Khanza berpapasan saat keduanya bertemu di tangga. Tapi dengan cepat Khanza mengalihkan pandangannya dan lanjut melangkah menuju kamar ibu dari majikannya itu. Rajendra menuruni anak tangga dan berjalan menuju dapur. Walaupun perutnya sakit dan wajahnya terlihat pucat, Khanza tetap melakukan pekerjaannya. Ia tidak mau terima gaji buta seperti yang dikatakan oleh Rajendra. Saat ini Rosa memintanya untuk temani wanita paruh baya itu di kamar. “Selamat malam, Nyonya,” ucap Khanza dengan suara pelan. “Malam, sini masuk. Temani saya, ya? Saya selalu sendirian,” kata Rosa dan meminta Khanza masuk ke dalam kamarnya. Khanza menganggukkan kepalanya dan melangkah masuk menghampiri wanita itu. Sedangkan di dapur, Rajendra meminta Neli buatkan kopi untuknya. “Pak apa boleh Tante bicara sama sebentar?” ucap Neli dengan sangat hati-hati. “Boleh, mau bicara apa?” Rajendra menarik kursi hendak duduk di sana, tapi Neli menahannya. “Jangan disini, Pak. Apa bisa bicara di teras saj

“Aku minta maaf soal kemarin. Aku akui aku bodoh,” ucap Arga.“Aku telah khianati kamu sahabatku sendiri, aku salah. Aku bodoh, aku bodoh telah mengkhianati kamu dengan mengajak Lidya kerja sama,” ucapnya lagi. Arga memberanikan diri untuk meminta maaf dan mengakui perbuatan konyolnya pada Rajendra. “Aku menyukai Khanza, tapi aku juga menyadari kamu sudah lebih dulu menyukai wanita itu. Aku mengalah, aku tidak mau melakukan itu lagi,” ucapnya lagi. Arga tulus meminta maaf pada Rajendra, dia benar-benar menyesal telah mengkhianati temannya itu. Rajendra sama sekali tidak menjawab, bahkan dia sama sekali tidak menoleh ke arah Arga. “Jangan pernah salahkan Khanza, dia tidak pernah terlibat di dalam rencana bodoh aku itu. Dia tidak tahu apa-apa, tapi sialnya dia jadi korban atas kebodohan aku. Aku minta maaf, aku salah.” Arga terus meminta maaf pada Rajendra. “Sampaikan permintaan maaf aku pada Khanza,” ucapnya lagi.Kemudian dia bangkit berdiri. Setelah berbicara panjang lebar, Arga