Pelipis Sarah terasa panas, darah mengalir perlahan menuruni wajahnya. Ia berusaha membuka mata meski kelopak terasa berat, dunia berputar dan matanya kabur. Bau besi, bensin, dan asap memenuhi udara. Tubuhnya terjepit di balik sabuk pengaman, dada sesak, tapi ia masih sadar.“Hardian …,” gumamnya pelan, mencoba menoleh ke samping.Putranya bersandar tak bergerak, kepalanya terkulai ke sisi jendela yang retak, darah merembes dari pelipis kirinya.“Hardian …!” seru Sarah lagi, kali ini lebih keras dari sebelumnya. Suaranya serak, parau. Ia mencoba menggoyang tubuh anaknya dengan sisa tenaga yang ia punya, tapi hanya sedikit gerakan dari tangannya yang mampu menjangkau.Tak ada sahutan.“Please jawab Mama, Nak ... Hardian ....”Tangis Sarah pecah. Pandangannya buram karena air mata dan darah. Ia merasa putus asa, tubuhnya sakit, tapi rasa takut akan kehilangan anaknya jauh lebih menyesakkan dari pada semua luka fisik yang ia alami.Lalu … tiba-tiba terdengar suara derap langkah.Samar.
Terakhir Diperbarui : 2025-07-24 Baca selengkapnya