Share

Damar menyesal

Author: Risya Petrova
last update Last Updated: 2025-07-27 21:07:14

Darius sudah tancap gas dengan mobilnya menuju swalayan Big Mart untuk menjemput Aji yang sedang ketakutan karena merasa diikuti oleh tiga orang laki-laki yang menurutnya kemungkinan besar adalah polisi berpakaian preman.

Setelah Darius menghilang bersama mobilnya ke arah jalanan besar, Damar duduk dengan tubuh condong ke depan, kedua siku menumpu lutut, dan tangan meremas rambutnya sendiri.

Kepalanya terasa berat. Sejak tadi jantungnya berdegup tidak karuan. Perasaan tak enak menghimpit dadanya seperti batu besar yang menggantung di dalam rongga dada. Firasatnya buruk. Sangat buruk. Dan itu bukan perasaan biasa. Ada sesuatu yang terasa begitu gelap dan mengancam.

Meski Damar adalah suami yang telah menyakiti, memanipulasi, dan mengkhianati dengan segala sisi kejamnya sebagai manusia, tetapi sebagai seorang ayah, ia mencintai Hardian lebih dari apa pun. Putranya … darah dagingnya itu adalah satu-satunya cahaya dalam hidupnya yang kelam. Dan kini, entah kenapa, koneksi batin itu sepert
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Lebih baik mengaku

    Di parkiran Big Mart, sekitar pukul 01:20Darius memelototi GPS di ponselnya sambil memutar kemudi, lalu berhenti tepat di deretan parkir sepi di pojok belakang swalayan Big Mart. Lampu-lampu parkir hanya sebagian yang menyala. Suasananya temaram dan sepi, menyisakan bayang-bayang gelap yang bergerak liar diterpa angin malam.Ia mengenali sosok Aji dengan jaket biru gelap dan topi baseball hitam. Pria itu berjalan cepat, kepalanya tertunduk dan punggungnya membungkuk seolah berharap tidak terlihat siapa pun. Saat Aji memastikan plat mobil di depannya sesuai dengan yang diberitahu Damar, ia langsung mempercepat langkahnya.Darius segera membuka pintu mobil.Tanpa bicara, Aji menyelinap masuk dan menutup pintunya rapat dan cepat. Darius segera menginjak pedal gas dan membelokkan mobil menjauh dari swalayan.“Ada yang melihat kamu masuk mobilku?” tanya Darius cepat, matanya menatap kaca spion berkali-kali.“Sepertinya tidak,” jawab Aji, nadanya gugup. Ia mencoba duduk tenang, tapi telapa

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Damar menyesal

    Darius sudah tancap gas dengan mobilnya menuju swalayan Big Mart untuk menjemput Aji yang sedang ketakutan karena merasa diikuti oleh tiga orang laki-laki yang menurutnya kemungkinan besar adalah polisi berpakaian preman.Setelah Darius menghilang bersama mobilnya ke arah jalanan besar, Damar duduk dengan tubuh condong ke depan, kedua siku menumpu lutut, dan tangan meremas rambutnya sendiri.Kepalanya terasa berat. Sejak tadi jantungnya berdegup tidak karuan. Perasaan tak enak menghimpit dadanya seperti batu besar yang menggantung di dalam rongga dada. Firasatnya buruk. Sangat buruk. Dan itu bukan perasaan biasa. Ada sesuatu yang terasa begitu gelap dan mengancam.Meski Damar adalah suami yang telah menyakiti, memanipulasi, dan mengkhianati dengan segala sisi kejamnya sebagai manusia, tetapi sebagai seorang ayah, ia mencintai Hardian lebih dari apa pun. Putranya … darah dagingnya itu adalah satu-satunya cahaya dalam hidupnya yang kelam. Dan kini, entah kenapa, koneksi batin itu sepert

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Tembang pilu

    Lampu di ruangan rawat inap redup. Jam dinding menunjukkan hampir pukul satu dini hari. Tapi mata Sarah tak kunjung terpejam. Tubuhnya boleh terluka, tapi pikirannya terus-menerus kembali ke satu hal—Hardian. Wajah anak laki-lakinya yang pucat dan tubuh yang tergeletak tak berdaya di ICU seperti membekas di retina.Ia mendesah berat, lalu menatap langit-langit. Matanya berkaca-kaca. Ia mencoba menggerakkan tubuhnya. Tangannya meraih sisi ranjang, lalu dengan napas tertahan ia mencoba menurunkan kaki.Rasa nyeri langsung menyengat. Kakinya yang dibalut gips seperti memberontak, tapi tekadnya jauh lebih kuat. Sarah menggigit bibir, peluh menetes di keningnya, tapi ia tetap berusaha duduk di pinggir ranjang. Ia ingin turun dari ranjang pesakitan ini!Pintu mendadak terbuka. Adit masuk dengan membawa segelas air hangat, namun langsung memekik pelan, “Sarah! Kamu ngapain?!”Dengan cepat, ia meletakkan gelas dan berlari ke sisi ranjang, lalu membopong tubuh Sarah dengan hati-hati.Sarah mer

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Aji ditangkap polisi?

    Damar melangkah perlahan menjauh dari para polisi dan Adit. Ujung-ujung sepatunya nyaris terseret lantai, seperti beban berat sedang menggantung di pundaknya. Pikiran berkecamuk, pengakuan Sarah barusan menghantamnya seperti palu godam. Sial. Ini semua terlalu cepat. Terlalu kacau. Aji sungguh amatir!Bisa-bisanya dia memperkenalkan seseorang seperti Arya padanya. Dan sekarang Hardian malah yang terluka parah. Bukannya Sarah!Lalu ketika di tempat kejadian bisa-bisanya si Arya malah berani berbicara dengannya di telepon tanpa memastikan dahulu Sarah masih hidup atau mati. Sekarang bukan hanya Sarah yang tahu, tapi juga pihak kepolisian mulai mencium aroma sabotase. Ini bukan sekadar kecelakaan ... ini bisa jadi pasal percobaan pembunuhan.Tubuhnya lunglai ketika akhirnya tiba di ruang tunggu ICU. Kursi besi panjang yang dingin seperti ikut mencubit kulitnya, mengingatkannya bahwa dunia nyata tidak bisa ia kendalikan seperti narasi dalam pikirannya. Pandangannya kosong, menatap ke de

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Maaf

    Damar menatap Adit dengan wajah mengeras, lalu melangkah pelan mendekat. Suara langkah sepatunya menggema di lantai keramik, seperti palu penghakiman yang menghantam saraf Adit. Tapi Adit yang merasa berada di pihak yang benar, sama sekali tidak bergeming. Ia tetap berdiri di samping ranjang Sarah, dengan bahu tegak dan rahang mengeras. Netra mereka saling menantang.“Keluar dari sini,” desis Damar, matanya menyipit tajam.Adit mengangkat dagunya. “Kamu menyuruhku keluar agar bisa menghabisi Sarah?” tanyanya lugas.Suasana kamar mendadak sunyi senyap, seperti suara waktu mendadak terhenti.Raut wajah Damar langsung berubah. Tertangkap basah atau sedang memainkan lakon korban, tak ada yang tahu. Tapi yang jelas, alisnya terangkat tinggi. “Apa maksudmu?” balasnya dengan nada nyaris tercekik. Ia melirik Sarah, seolah bertanya—apa-apaan ini?Sarah menatap lurus ke arah Damar, mata sayunya tak gentar. “Tadi … saat mobil yang aku tumpangi bersama Hardian terbalik … aku sadar.” Suaranya par

  • Terjerat Pesona Mama Temanku   Hawa neraka

    Damar menginjak pedal gas lebih dalam. Mobilnya melesat di jalanan seperti peluru malam yang menembus gelap. Lampu jalan hanya terlihat sebagai garis-garis buram di sisi kaca. Keringat dingin membasahi pelipisnya meskipun AC menyala.Pikirannya kalut. Wajah Hardian terus membayang. Putra semata wayangnya—alasan utama ia menerima permintaan kedua orang tuanya, menikahi Sarah belasan tahun yang lalu. Ia rela menikahi wanita yang tidak ia cintai sepenuh hati, hanya demi mendapatkan keturunan. Dan sekarang … satu-satunya harta paling berharga dalam hidupnya, terluka karena kecerobohan dan ego butanya sendiri.‘Kenapa aku terlalu percaya sama si brengsek Arya itu?! Kenapa aku anggap ini cuma kecelakaan kecil?!’Mobilnya nyaris menabrak trotoar saat menikung di persimpangan. Damar membanting setir, memaki pelan, lalu kembali fokus. Ia tidak peduli melanggar batas kecepatan atau lampu merah. Yang penting, ia harus segera sampai ke rumah sakit.Begitu tiba di pelataran Rumah Sakit Harapan Ins

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status