Happy Reading*****Bagas segera mematikan sambungannya. Lalu, dia menatap Arham dan Fardan dengan tajam karena melihat senyum keduanya. "Apa yang kalian tertawakan?""Orang kalau sedang cemburu, sensian, ya," kata Arham. Dia menarik kursi di depan meja saudaranya. Sejak tadi, lelaki itu lebih banyak berdiri, tegang menghadapi tuduhan Bagas."Siapa yang cemburu?" tanya Bagas."Siapa, Boy?" tanya balik Arham dengan melirik si kecil.Fardan mengangkat kedua bahunya, lalu mencebik dan menatap papanya. "Orang bucin yang lagi cemburu, Om.""Hei, anak kecil kenapa tahu istilah bucin?" tanya Bagas tak percaya jika putranya berkata demikian."Ya, tahulah, Pa," jawab si kecil sambil tersenyum. "Heleh, awas saja kamu cinta-cintaan," kata Bagas. "Sejak kapan aku kenal cinta-cintaan, Pa," bantah Fardan, "cintaku cuma untuk Mama Mutia saja.""Hei," teriak Bagas. Dia bahkan sampai berdiri saking tak terimanya dengan perkataan si kecil. Arham terbahak-bahak mendengar teriakan Bagas pada anaknya.
Last Updated : 2025-07-03 Read more