"Bakar tasnya, Martin!" ucapnya kemudian. Max tidak melupakan tujuan utamanya. “Oow, ya ampun, ternyata dia ingat.”Maureen tanpa sadar memutar bola mata saat menatap Max."Apa Aku sudah boleh pergi?" dia meminta izin kembali."Berapa lama Kau akan pergi?" dia menarik wajah gadisnya."Aku tidak tahu, bolehkah bermain hingga puas?" Maureen berkata sambil menggigit bibir."Boleh, tapi nanti malam Kau jangan melupakan aku, uhm?" sahut Max lembut.Matanya memancarkan sinar yang paling terang, "Sungguh, terima kasih banyak, Max," Max mendelikkan mata."Egh umm, ma-ma-ksudku, sa-yang." Wajahnya merah kembali."Berto, tolong siapkan apa yang Aku minta tadi!" Irene sengaja mengeraskan suaranya.Agar kingkong jeleknya tidak salah paham lagi.Berto hanya menjadi penonton di hadapan mereka sejak tadi.Dia bergeming, ingin sekali melirik tuannya, tapi dahinya masih penuh dengan keringat dan tubuhnya masih bergetar."Apa telingamu sudah tuli? Kau tidak mendengar perkataan dari, Nyonya rumah in
Last Updated : 2025-07-07 Read more