Part 19. “Aku tidak butuh perhatianmu, Mas.” Angkasa tersenyum kecil. “Aku tahu. Tapi aku tetap ingin ada di sini, untuk memastikan kamu baik-baik saja."Cahaya tidak menjawab. Ia hanya mengalihkan pandangannya ke luar jendela, menatap gelapnya malam yang pekat.Di luar, hujan mulai turun, membasahi jalanan rumah sakit. Angkasa menatap Cahaya yang masih diam, lalu perlahan menarik kursi di samping ranjang dan duduk di sana.Ia tidak berkata apa-apa lagi.Malam semakin larut. Suasana di kamar Rumah Sakit terasa hening, hanya suara detak jam dan napas pelan Altair yang terdengar. Cahaya duduk di tepi ranjang, menatap wajah bayinya yang mulai terlelap dalam gendongannya. Sesekali, ia mengusap lembut pipi mungil itu dengan jemarinya.Di sisi lain, Angkasa duduk di kursi dekatnya, menatap mereka dalam diam. Ia ingin bicara, ingin menyentuh Cahaya, tapi ia tahu istrinya belum siap."Kalau kamu mau tidur, tidur saja
Terakhir Diperbarui : 2025-06-11 Baca selengkapnya