Share

Part 17A

Penulis: TrianaR
last update Terakhir Diperbarui: 2025-06-10 05:57:27

Bab 17

"Bos, saya sudah mencoba mencari informasi tentang keluarganya," suara Pak Surya memecah keheningan.

Kaivan menoleh cepat. "Dan?"

Pak Surya tampak ragu sebelum menjawab, "Saya menemukan nama suaminya. Angkasa."

Kaivan mengernyit. "Angkasa?" Kaivan mengulang nama itu dengan alis berkerut. "Nama panjangnya?"

Pak Surya mengangguk sebelum menjawab, "Angkasa Dirgantara, kepala cabang Danendra Group Surabaya."

Kaivan menyipitkan mata. "Lalu kenapa Cahaya bilang bapaknya anak itu meninggal? Apa ada info lain?"

Pak Surya menghela napas berat. "Entahlah, Bos. Mungkin ada masalah pribadi dengan rumah tangga mereka."

Kaivan terdiam sejenak, pikirannya berputar. Ia tak habis pikir saat melihat Cahaya tadi—meski hamil, tubuhnya kurus dan ringkih, seolah tak terurus. Gamisnya terlihat lusuh. Tidak semestinya istri seorang kepala cabang perusahaan besar terlihat menyedihkan seperti itu.

"Mungkin memang ada sesu
Lanjutkan membaca buku ini secara gratis
Pindai kode untuk mengunduh Aplikasi
Bab Terkunci

Bab terbaru

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 29B

    Cahaya mengangguk pelan, meski hatinya masih berat melepas Bu Ratna pergi."Kalau ada apa-apa, Mama janji langsung kasih kabar, ya?" pintanya lirih."Tentu, Nak. Mama juga nggak akan jauh-jauh. Mama selalu ada buat kalian."Angkasa yang sedari tadi mendengar percakapan mereka, ikut angkat bicara meski suaranya masih lemah."Terima kasih, Ma... buat semuanya."Bu Ratna menoleh, matanya berkaca-kaca. Ia mendekat, mengecup kening putranya lembut."Kamu harus cepat sembuh, Nak... Jangan buat Cahaya sedih lagi."Angkasa hanya mengangguk pelan, hatinya kembali terenyuh oleh kasih sayang ibunya.Setelah berpamitan, Bu Ratna berangkat meninggalkan rumah dengan berat hati. Cahaya menatap punggung wanita itu hingga menghilang di balik gerbang.***Beberapa hari berlalu, luka-luka Angkasa mulai membaik. Wajahnya yang pucat kini kembali bersemu, meski tubuhnya belum sepenuhnya pulih. Cahaya setia merawatny

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 29A

    Part 29"Tante, saya benar-benar nggak tahu apa-apa."Cahaya mendengus pelan, melihat Elena yang berpura-pura polos."Mbak nggak tahu apa-apa?" Suara Cahaya bergetar lalu tersenyum masam.Elena mengedip pelan, wajahnya berusaha tampak tenang, tapi kilat gugup terlihat di matanya."Serius, Cahaya ... Aku cuma datang buat jenguk.""Pergi dari sini, Elena," ucap Angkasa tegas.Elena menoleh ke arah Angkasa yang masih terbaring lemah. Tatapan pria itu dingin, sama sekali tak ada keramahan seperti dulu."Aku cuma mau memastikan Mas Angkasa baik-baik saja.""Kamu nggak perlu repot-repot memastikan," sela Bu Ratna tajam. "Kami keluarga di sini, cukup buat menjaga Angkasa. Nggak perlu orang asing."Elena tersenyum getir, berusaha menahan rasa malu yang menjalar di wajahnya. Namun, ia tetap bersikap manis."Baiklah, kalau memang kehadiran aku nggak diterima..." Ia melangkah mundur, tapi sebelum

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 28B

    Kedua preman itu melesat pergi dengan mobilnya meninggalkan Angkasa yang tergeletak di pinggir jalan. Salah seorang pria menelepon."Halo, Kak Elena... udah beres. Orangnya babak belur.""Dia tidak mati bukan?""Tenang saja, dia masih hidup. Paling masuk rumah sakit."Elena tersenyum puas mendengar laporan itu."Bagus. Biar dia tahu rasa."Ia menutup telepon, menyesap minuman di gelas kristal sambil memandangi hujan di luar jendela.***Cahaya mondar-mandir di ruang tamu, sesekali melirik jam dinding yang sudah menunjukkan pukul satu dini hari. Hatinya semakin gelisah. Angkasa belum juga pulang, padahal tadi sore ia bilang hanya akan keluar sebentar.Ponselnya berkali-kali ia cek, tapi tak ada panggilan ataupun pesan masuk. Ia bahkan menghubunginya tapi nomornya tidak aktif.Bu Ratna yang duduk di sofa menatap menantunya dengan cemas."Cahaya... duduk dulu, Nak. Mungkin Angka

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 28A

    Part 28"Mas A--Angkasa... a--aku cuma... aku cuma--""Cuma apa, hah? Cuma mau balas dendam karena aku nggak mau sama kamu?!" Angkasa semakin mempererat cengkeramannya, membuat napas Elena semakin tersengal.Air mata Elena mulai mengalir, wajahnya pucat. Tapi Angkasa tak peduli. Amarah yang membara di dadanya nyaris membuatnya hilang kendali.Tiba-tiba, suara dering ponsel dari sakunya membuatnya tersadar. Napasnya memburu, tapi perlahan ia melonggarkan cengkeramannya. Elena terjatuh ke lantai, terbatuk-batuk sambil memegangi lehernya.Angkasa merogoh saku, melihat nama Cahaya di layar ponsel. Seketika hatinya mencelos.Ia menatap Elena yang masih terengah-engah di lantai."Aku nggak akan tinggal diam, Elena. Kamu bakal bayar semua ini." Suaranya dingin, penuh ancaman.Tanpa menunggu jawaban, Angkasa berbalik dan melangkah keluar.Angkasa menekan tombol hijau di layar ponselnya, menempelkan perangkat it

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 27B

    Bu Ratna berdiri, berjalan mendekati Angkasa. Matanya berkaca-kaca, tapi sorot kemarahan begitu nyata. "Kamu penyebab semua ini, Angkasa... Sejak awal Mama sudah bilang, jangan berhubungan lagi dengan dia! Kamu sudah punya Cahaya kenapa cari perempuan lain di luar sana 'hah?" Angkasa memejamkan mata, menahan sakit yang terasa menyesakkan dada. "Aku... minta maaf, Ma..." "Kata maaf tidak bisa mengembalikan Papamu!" bentaknya. Cahaya mencoba meredam kemarahan ibu mertuanya. "Ma, tolong jangan begini ... Mama duduk dulu ya, aku tahu perasaan Mama masih kalut." Bu Ratna perlahan merosot duduk di kursi tunggu, bahunya bergetar menahan isakan. Cahaya ikut duduk di sampingnya, merangkul ibu mertuanya dengan penuh kasih. "Mama, jangan begini... Mama harus kuat." Cahaya berusaha menenangkan meski suaranya bergetar. Bu Ratna bersandar di bahu Cahaya, air mat

  • TERPAKSA MENIKAHI CALON ADIK IPAR   Part 27A

    Part 27 "Aku dijebak, Cahaya... Aku nggak pernah ngelakuin ini." Cahaya terisak, hatinya berperang antara percaya dan luka yang terkoyak. Melihat ekspresi Cahaya, Angkasa mengusap wajahnya kasar, frustasi. "Dia jebak aku waktu aku bilang ada pekerjaan dan pulang pagi. Aku gak sadar tiba-tiba kepalaku pusing. Pas aku bangun, dia udah ada di sebelahku, pura-pura tidur. Aku pastikan aku nggak ngapa-ngapain. Semua ini cuma rencana dia buat ngancurin kita, Cahaya. Ini juga bukan di hotel, tapi di rumah Elena." Air mata Cahaya jatuh perlahan. "Kenapa kamu nggak cerita dari awal, Mas?" Suaranya lirih. Angkasa mengusap wajahnya kasar, menahan emosi. "Maaf Cahaya. Aku nggak mau kamu khawatir... Aku pikir kalau aku diam, semuanya bakal selesai." Cahaya menunduk, bahunya bergetar. Angkasa melangkah mendekat perlahan, berlutut di depannya. "Aku benar-benar mi

Bab Lainnya
Jelajahi dan baca novel bagus secara gratis
Akses gratis ke berbagai novel bagus di aplikasi GoodNovel. Unduh buku yang kamu suka dan baca di mana saja & kapan saja.
Baca buku gratis di Aplikasi
Pindai kode untuk membaca di Aplikasi
DMCA.com Protection Status