*Mas Bian sepertinya sedang ada hal serius. Jadi aku tak berani mengusiknya.Kututup lagi pintu ruang kerja itu dan tak ingin menganggunya. Barangkali ,emang ada masalah serius.Hanya saja mendengar nama itu, dahiku mengernyit.Kevin Wijaya.Pria itu… entah mengapa setiap kali kami bertemu, tatapannya padaku terasa berbeda. Ada sesuatu yang membuatku terus bertanya-tanya—apakah aku pernah mengenalnya sebelumnya? Apakah kami pernah terlibat masalah? Karena dua kali bertemu, sorot matanya padaku tetap sama: tajam, menggelisahkan.Nada pesan dari ponselku berbunyi, memecah lamunanku. Pesan dari Vivi.Katanya ia bosan dan ingin keluar, jalan-jalan, sambil curhat. Sebenarnya aku senang dia mengajakku, tapi kali ini aku ragu. Mas Bian baru pulang.Aku segera menelponnya. “Vi, Mas Bian baru pulang. Lain kali saja, ya?” tukasku menolak ajakannya.“Oh, siang begini sudah pulang?” nada suara Vivi sedikit menyiratkan kekecewaan. Sepertinya dia ada masalah dan ingin curhat-curhatan.Tapi bagaima
Last Updated : 2025-10-03 Read more