~ POV Melati ~“Dasar laki-laki! Maunya enak sendiri,” gumamku kesal, baru saja mendengar ceramah Mas Bian tentang pakaianku.Lucu. Dia sendiri suka melirik yang serba terbuka, tapi begitu aku tampil sedikit lebih rapi dan stylish, langsung ketar-ketir.Padahal bajuku masih sopan—masih sangat dalam batas wajar. Dari mana sudut pandangnya pakaian ini tidak sopan?“Ya, terserah. Tapi kalau kamu tetap mau keluar, ganti bajumu!” katanya, berkeras.Aku menggerutu dalam hati, tapi masuk juga ke kamar dan mengganti pakaian. Aku ambil saja baju yang pertama kulihat di gantungan. Vivi sudah menunggu, dan aku malas berdebat lebih panjang.Mas Bian memang egois. Kalau memang risih dengan perempuan berpakaian terbuka, kenapa pegawai-pegawai kantornya—terutama si sekretaris baru itu—dibiarkan tampil seperti mau fashion show?Saat aku keluar kamar, dia tersenyum lebar melihatku sudah berganti baju. “Ya sudah, aku antar. Vier sudah di mobil nunggu.”Dengan langkah setengah hati, aku naik juga ke mobi
Last Updated : 2025-09-18 Read more