*“Aku datang bersama temanku,” kataku, mencoba menolak.Jantungku berdebar tidak nyaman. Setelah mendengar kabar tentang masalah Mas Bian dengannya, aku tak mau berlama-lama.Lagi pula, aku tidak mengenal pria itu — ada rasa takut bahwa ia akan memanfaatkan keadaan.“Bicaralah pada temanmu itu, katakan kalau kau ada perlu denganku. Biar nanti kuminta orang mengantarmu pulang,” ujar pria itu dengan sok bossy nya.Aku meliriknya sinis. Siapa dia berani memerintahkanku seperti itu? Membuatku belum-belum sudah jengah dan tak menyukainya.“Hhg. Maaf, saya tidak ada waktu untuk ini. Permisi!” Kutolak mentah-mentah permintaannya.Aku melangkah melewatinya, namun pria itu dengan kurang ajarnya malah menahan lenganku.Tentu saja aku terkejut. Lancang sekali dia sampai berani menyentuhku.Langsung Kutarik balik lenganku dari tangannya. “Jaga etika kamu. Jangan seenaknya bersikap!” omelku.“Kau bisa marah padaku saat ini, tapi kalau aku mengingatkanmu tentang satu malam di mana aibmu bisa saja
Last Updated : 2025-10-04 Read more