*“Waktu selesai mendatangi siding perceraian dari kantor pengadilan agama, aku merasa tidak nyaman. Perutku terasa keras sekali. Takut kenapa-kenapa, aku mampir untuk periksa. Katanya itu hanya efek aku yang terlalu stres.” Melati tak tega juga melihatku merana dan digantungkan. Jadi, kami menyempatkan mengobrol di sofa agar tidak mengganggu Vier.“Dokter bilangnya tidak boleh berhubungan dulu, nunggu trimester pertama lewat, Mas.” Itulah alasannya kenapa tadi dia masih menolakku.“Oh, yang penting kandunganmu sehat, Sayang,” ujarku, mengelus perut Melati yang masih rata itu. Rasanya tidak bijak jika aku masih memaksanya dengan kondisi begini.Padahal dalam hati aku sungguh kecewa. Hampir sebulan aku tidak mendapat penyaluran, rasanya stres sekali. Sekarang ketika semua sudah jelas dan Melati pun mengisyaratkan kami bisa kembali, justru aku tak bisa menyalurkan hasrat yang terpendam.“Yang penting kita sudah sepakat untuk kembali, kan, Sayang?” Kutandaskan hal itu padanya untuk mengi
Last Updated : 2025-10-18 Read more