Langkah Nayla terdengar tenang saat memasuki gedung kantor lamanya tempat di mana Reyhan dulu memperkenalkannya sebagai istri yang "baik dan mendukung." Kini, tiap tatapan yang menyambutnya dipenuhi kejutan, bahkan ada sedikit kekaguman yang tak mampu disembunyikan. Nayla bukan lagi perempuan dengan ekspresi lembut dan senyum ramah. Matanya tajam, bibirnya datar, dan langkahnya menunjukkan bahwa ia datang dengan tujuan yang tak bisa dianggap remeh. Ia tidak lagi menyembunyikan luka. Ia memeluknya, menjadikannya pelindung, sekaligus senjata. Hari itu, Nayla bertemu secara resmi dengan salah satu direktur utama yang pernah menjalin kerja sama dengan Reyhan. Bukan hanya untuk membicarakan bisnis, tapi juga memberikan isyarat halus bahwa posisi Reyhan mulai digoyang dari balik layar. "Saya hanya ingin memastikan, bahwa Anda tahu apa yang terjadi di balik reputasi Reyhan selama ini," ucap Nayla tenang, sambil menyerahkan setumpuk dokumen catatan keuangan, laporan manipulasi kecil yang s
Last Updated : 2025-06-01 Read more