Dinda menggerutu dalam hati, 'Apa bedanya? Semua pria itu sama saja berengsek.'"Ewan, cepat periksa Dinda," kata Lisa.Ewan memperhatikan luka Dinda dengan saksama. Ini pertama kalinya Dinda membiarkan dadanya dilihat oleh pria. Wajahnya memerah karena malu.Dua menit kemudian, melihat Ewan masih memeriksa, Dinda bertanya dengan tidak sabar, "Sebenarnya kamu sudah periksa atau belum?"Ewan menyahut, "Sudah. Kulitmu sangat putih."Saking marahnya, wajah Dinda menjadi merah padam. Ketika hendak memarahi Ewan, Ewan menambahkan, "Tapi, nggak seputih Kak Lisa.""Kamu ...." Dinda mendengus kesal karena emosi. Jika bukan karena Lisa ada di sini, dia pasti sudah menghajar Ewan. Pria mesum ini sudah mendapat keuntungan, malah merendahkannya juga.Pria berengsek!"Jangan bercanda lagi. Sebenarnya luka Dinda serius atau nggak? Kalau bisa diobati, tolong kamu bantu obati dia," tegur Lisa.Ewan berkata pada Dinda, "Hari ini kamu beruntung. Demi menghargai Kak Lisa, aku terpaksa bantu mengobatimu."
Read more