Hiram seketika murka, memelototi Abyaz. "Aku bicara dengan pemimpinmu, kapan giliranmu ikut campur? Memangnya kamu siapa?""Dia memang bukan siapa-siapa, hanya anak angkat Tuan Sida," jawab Ewan dengan nada datar.Mata Hiram terbelalak. Anak angkat Sida?"Maaf, saudaraku, tadi aku agak terburu-buru. Aku minta maaf padamu, jangan dimasukkan ke hati ya." Hiram segera merendahkan sikapnya, memaksakan senyuman, lalu meminta maaf pada Abyaz."Hmph." Abyaz hanya mendengus dingin, malas menanggapi.Hiram lalu berkata lagi, "Bos, aku hanya punya satu adik. Sebelum ibuku meninggal, beliau berulang kali berpesan agar aku menjaga adikku dengan baik. Selama ini aku terlalu memanjakannya, kurang mendidiknya, itu salahku sebagai kakak.""Jadi, gimana kalau kita ubah syaratnya saja? Jangan sampai mematahkan tangan dan kaki adikku. Mintalah syarat lain. Apa pun itu, asal aku bisa penuhi, aku pasti penuhi."Ewan menjawab, "Boleh saja, asalkan kamu benar-benar rela.""Rela, aku pasti rela!" Hiram menyan
Read more