Begitu mereka pergi, Febrian menoleh ke arah staf penjual dan memerintah, “Bungkus kalung itu dan bawa ke sini. Cepetan.”“Baik, Pak. Aku segera bungkuskan,” jawab staf penjual. Dia lalu dengan cekatan bergegas menuruti perintahnya.Sementara itu, Febrian mendekati Alvaro dan berbisik dengan nada meminta maaf, “Mohon terima kalung ini sebagai hadiah. Kalungnya nggak usah dibayar. Aku juga dengan tulus meminta maaf atas sikap stafku. Aku mohon Anda bisa menerimanya, jadi aku bisa tidur tenang malam ini.”Setelah diam sejenak, Alvaro menganggukkan kepalanya dan berkata, “Baiklah.”Febrian merasa lega setelah Alvaro menerima hadiahnya. Ini berarti Alvaro nggak marah padanya lagi atau dia sudah dimaafkan.Astaga! Untunglah!Staf penjual pun kembali sambil membawa kalung yang sudah dibungkus.Tidak disangka, staf penjual bukan menyerahkan kalung itu pada Febrian, melainkan langsung memberikannya pada Alvaro sambil membungkuk dengan hormat.“Pak, apa Anda puas dengan pelayanan kami?” tanyany
Read more