Semua Bab Putra Langit Tak Tertandingi: Bab 21 - Bab 30

Dan Ran, yang ada di sebelah kiri Tian Fan berkata, "Kakak Qi Jian, terimakasih karena kau telah mengizinkan ku untuk merasakan kebahagiaan ini bersama dengan kalian, aku berjanji tidak akan pernah berebut kakak suami dengan mu, kau akan selalu jadi yang pertama." Melihat ketulusan di mata Dan Ran, Qi Jian tersenyum tulus dan menjawab, "Aku juga ber-terimakasih karena kau tidak mempermasalahkan rasa cemburuku yang berlebihan, aku sempat mengira kakak Tian melakukannya bersamamu pertama kali, meskipun aku tidak marah, tapi jujur aku sedikit merasa cemburu." Jawab Qi Jian jujur. Ia menyadari jika Dan Ran sudah mendengar percakapan dirinya dan Tian Fan sebelumnya. Dia juga telah mendengar saat Dan Ran masuk tadi dia mengatakan kalau dirinyalah yang pertama. Artinya seperti yang dikatakan Tian Fan, dia sudah salah paham. Saat ini, dua gadis itu sama-sama tersenyum, dan tangan mereka berpegangan di atas dada Tian Fan. Dan Ran kini menatap ke arah Tian Fan dan berkata, "Suami, aku m

Qi Jian dan Dan Ran yang melihat tatapan mata sayang Tian Fan, merasakan kenyamanan di hati mereka, seakan telah menemukan harta karun yang sangat berharga dalam hidup mereka. ... 15 menit kemudian. Di tempat parkir Grand Plaza Mall, bagian Utara Kota Xia. Sebuah Land Rover Range Rover putih, terparkir aman di salah satu blok parkir mobil mewah, milik mall tersebut. Saat itu dari kejauhan muncul Mercedes Benz G-Class berwarna hitam, mobil itu mulai mendekat dan terparkir rapi, berjarak sekitar lima mobil dari mobil putih tadi. Dari mobil itu, seorang pria tampan dengan kemeja hitam sederhana, keluar dari mobil. Ia berjalan ke belakang dan membuka kedua pintu di kursi penumpang, secara bergantian. Setelahnya, muncul dua gadis yang cantik, tinggi, berkulit putih, mulus dan tampa cacat. Sekilas pandang, mungkin orang-orang akan mengira pria itu adalah supir kedua gadis cantik itu. Namun tak lama kemudian, semua mata yang ada disana terbelalak kaget, karena kedua gadis

"Bibi, berusahalah, tolong selamatkan ibuku." Kata Gadis kecil bernama Fan Shishi itu sambil menangis dan berlutut. Mei Ling hanya bisa menggeleng pasrah, dan berkata, "Adik kecil, Saat ini kondisi ibumu sudah kritis, sementara jarak rumah sakit terdekat dari sini adalah 20 kilometer, jika kita menelepon ambulan sekarang, ambulan mungkin baru akan sampai setengah jam lagi, saat itu mungkin nyawa ibumu sudah tidak bisa tertolong lagi. Maafkan aku adik kecil, meskipun aku seorang dokter, saat ini aku juga tidak berdaya, ibumu pasti tidak akan selamat." Kata Mei Ling sambil merengkuh tubuh kecil Fan Shishi ke pelukannya. "Belum tentu!" Tiba-tiba sebuah suara nyaring terdengar, tidak jauh dari mereka. Saat Mei Ling melihat sumber suara itu, ternyata itu adalah pria yang sejak tadi ia perhatikan. "Apa maksudmu? Kamu jangan sembarangan, ini menyangkut nyawa seseorang, bukan saatnya kau bermain-main!" Seru Mei Ling tampak sedikit marah. Semua mata tertuju pada mereka sekarang, pe

Saat berusia 20 tahun, Guan Ping masih belum bekerja sama sekali, namun di usia itu dia justru sudah banyak berfoya-foya bahkan sudah tergoda sampai menghamili pembantu di rumah keluarga Bai sendiri. Semua orang mentertawakan Bai Yu Kwan saat itu, namun karena kekuatan keluarga Bai, tidak satupun keluarga yang berani membeberkan masalah itu ke publik. Saat itu Yu Kwan memutuskan untuk menyerahkan, 10% dari aset keluarga Bai untuk dikelola oleh Ming Lan, dengan dibantu oleh kedua kakaknya Ming Wan dan Ming Han. Sedangkan Bai Yin Ping. Putra kedua Bai Yu Kwan, sejak lulus kuliah sudah bekerja bersama ayahnya. Meskipun suami Yu Kwan saat itu adalah orang biasa, namun ia adalah orang yang cerdas dan pekerja keras, karenanya tuan tua Bai, ayah dari Bai Yu Kwan saat itu, sangat menyukainya dan menjodohkannya dengan putri satu-satunya, lalu menyerahkan seluruh kekayaan keluarga Bai pada mereka berdua. Setelah suaminya meninggal dunia, Yu Kwan Mengambil alih jabatan kepala keluarga, nam

Setelah berjuang keras, menyelinap diantara kerumunan orang yang berkumpul, Luo Shi Su akhirnya berhasil tiba di samping Mei Ling. Ia mendekat pada sahabatnya itu dan bertanya, "Apa yang sebenarnya terjadi di sini? kenapa bisa ada banyak darah dilantai?" Ia yang tadi sedang ke toilet, sama sekali tidak tau apa yang terjadi, meskipun ia mendengar cerita dari beberapa orang tadi, namun ia tidak memahaminya dengan jelas. Mei Ling tidak menjawab pertanyaan sahabatnya, dan masih tetap tertunduk. Tian Fan yang melihat kedatangan Shi Su, sama sekali belum mengetahui jika itu adalah tunangan keduanya, jadi Tian Fan sama sekali tidak menghiraukannya. Bukannya sombong dan tidak menyukai keindahan, namun bagi pria hebat sepertinya, melihat gadis cantik bukanlah hal yang terlalu luar biasa. Setelah semuanya selesai, Tian Fan berkata pada semua orang dengan suara lantang, "Terimakasih untuk siapapun dari kalian yang sudah percaya padaku dan menelepon ambulan, sekarang wanita itu sudah se