All Chapters of Putra Langit Tak Tertandingi: Chapter 331 - Chapter 340

Malam turun perlahan di kediaman keluarga Zuge. Cahaya bulan memantul di atap batu putih, menciptakan bayang-bayang lembut yang menari di halaman luas. Tian Xuan Ying dan Tian Qingxuan baru saja membawa sosok pemimpin Sekte Es Abadi Seribu Racun yang pingsan ke ruang obat. Melihat kondisi perempuan misterius itu cukup parah, Tian Shen Long memerintahkan Lu Xu Yue untuk membantu para cucunya memberikan perawatan pada luka wanita itu. Setelah semua luka diobati, Tian Xuan Ying menyuapkan pil pemulihan tingkat sembilan kelas khusus ke mulut perempuan itu. Tidak ada yang tahu bahwa wanita yang mereka selamatkan adalah Tan Meng Rao, pemimpin Sekte Es Abadi Seribu Racun yang kabur dari Tian Fan. Tan Meng Rao masih tidur tanpa sadar selama hampir setengah hari. Racun di tubuhnya kacau, jiwanya terbelah dan sempat melarikan diri keluar dari tubuhnya sendiri. Jika bukan karena Tian Xuan Ying yang memiliki tubuh racun bawaan tingkat tinggi, yang mendetoksifikasi racunnya dengan cepat dan memb

Tan Meng Rao berjalan berdampingan dengan Tian Xuan Ying melewati jalan setapak kecil yang dipenuhi bunga liar berwarna ungu. Senja mulai tua, cahayanya menyelimuti keduanya dengan warna keemasan yang lembut, membuat suasana tampak damai dan hangat. Namun hati Tan Meng Rao masih bergetar hebat setelah mendengar pengakuan polos dari gadis kecil di sampingnya.Pewaris lengkap Kitab Racun Kuno.Itu bukan gelar sembarangan. Bahkan gurunya dahulu hanya memiliki versi tidak lengkap. Kitab itu memuat rahasia campuran racun tertua, metode pemurnian, hingga teknik penyatuan racun yang hanya bisa dipelajari oleh mereka yang terpilih. Jika gadis berusia enam tahun ini benar-benar pewaris yang sah... maka ia bukan sekadar jenius. Ia adalah anugerah sekaligus ancaman terbesar bagi seluruh dunia racun.Mereka berhenti di sebuah gazebo kecil. Tan Meng Rao mengambil napas panjang untuk menenangkan jantungnya yang masih berdetak cepat. “Nona Ying’er,” panggilnya dengan suara yang lebih lembut dari bia

Tiga hari berlalu, tim Tian Fan sudah kembali untuk menjemput kedua orang tua Tian Fan, Fan Shishi dan juga para putra dan putri kecilnya yang lain. Begitu Tian Fan melangkah memasuki kediaman keluarga Zuge, matanya segera menangkap sosok Tan Meng Rao berdiri di halaman. Tan Meng Rao kaget luar biasa, ternyata yang ia khawatirkan selama inibsepenuhnya benar, tanpa perlu penjelasan apa pun, Tan Meng Rao seketika berlutut, menundukkan kepala dengan hormat. “Tuan… tolong ampuni aku, sekarang aku hanyalah pelayan Nona muda Tian Xuan Ying. Tolong biarkan aku hidup dan merawat Nona muda Tian Xuan Ying sebaik mungkin,” ucapnya dengan suara gemetar namun tulus.Tian Xuan Ying, berdiri di samping ayahnya, tersenyum manis. Ia melangkah mendekat, menggenggam tangan Tian Fan. “Ayah, bibi Meng Rao ini sangat baik padaku. Tolong izinkan dia brada disisiku dan biarkan bibi Meng Rao merawatku,” rayunya polos, namun penuh kekuatan persuasif seorang gadis kecil yang cerdas.Tian Fan hanya tertawa, sua

Ketenangan memenuhi seluruh kediaman keluarga Tian setelah proses penyembuhan Fan Shishi berhasil. Cahaya yang menyelimuti tubuh Shishi perlahan mereda dan seluruh keluarga berkumpul di sekelilingnya dengan perasaan lega yang sulit digambarkan. Tian Fan menutup Kuali Sembilan Naga Surgawi, menarik napas panjang, dan menyimpan kembali sisa Pil Pembersihan Sembilan Naga ke dalam cincin penyimpanan.Namun tepat ketika ia hendak mematikan api dari formasi pemurnian, sebuah cahaya gelap muncul tanpa peringatan dari sudut ruangan. Cahaya itu seperti kabut hitam tipis yang berkumpul menjadi satu titik, lalu mengeluarkan suara retakan yang sangat halus.Tian Fan segera memusatkan perhatian. Dalam sekejap, sebuah benda bulat menggelinding dari ruang dimensional kecil yang selalu terhubung pada dirinya. Benda itu jatuh perlahan ke lantai giok. Semua orang menoleh dengan terkejut, terutama Tian Xuan dan Tian Xian yang langsung mengenal benda tersebut."Ayah... itu... telur hitam itu."Tian Fan m

Setengah bulan setelah meninggalkan kediaman baru keluarga Tian, rombongan besar kini telah mencapai perbatasan benua utara Fenhai. Lautan luas membentang tanpa ujung, permukaannya memantulkan sinar redup dari langit beku. Ombak bergulung perlahan, namun setiap gelombangnya terasa penuh energi purba, seolah lautan itu sendiri menahan napas, menunggu kedatangan mereka.Tian Fan menurunkan artefak terbang di atas permukaan air. Angin laut yang dingin mengibas wajahnya, membangkitkan rasa waspada yang alami. Bersamanya turun dua jenderal setia, Shan Ceng dan Jing Wuji, serta Sun Yi yang langsung menyiapkan formasi teleportasi. Formasi itu terhubung ke benua Xueliang, memungkinkan mereka kembali dengan cepat jika terjadi bahaya. Tian Fan mengatur sendiri formasi penyembunyian, membuatnya tak terlihat oleh siapapun kecuali keluarga mereka.Sementara di benua Xueliang, kediaman keluarga Tian diserahkan kepada Mei Qian untuk dijaga sementara waktu. Semua istri dan anak-anak ikut dalam perjal