Rayhan melepas genggamannya dengan santai, lalu melepaskan jas dan meletakkannya di sofa. “Hmm, iya. Aku yang minta staf hotel buat mindahin dari kamarmu ke sini,” jelasnya tanpa rasa bersalah. Sekali lagi, tanpa rasa bersalah.“Apa?! Kamu gila ya, Rayhan? Kenapa seenaknya banget sih!” kesalku tak terima.Dia menoleh pelan, menatapku dengan tatapan tajam tapi juga dengan senyum tipis yang menghiasi wajahnya. “Aku nggak mau kamu sendirian di kamar itu. Lagian ... mereka emang yang udah bikin settingan biar kamu akhirnya bareng sama aku, Kay.”Jantungku mencelos begitu saja. Aku masih berdiri kaku di depan pintu, nggak tahu harus marah, malu, atau ... harus berterima kasih sama Rayhan.“Rayhan! Kalo ujung-ujungnya koper aku di pindah ke sini ... harusnya aku nggak usah repot-repot nyuruh Fina buat ngumpulin anak-anak dong!” seruku kesal dengan nada yang tinggi.Rayhan menganggukan kepalanya santai, “Hmm ... iya juga sih,” sahutnya seenaknya.Aku mendengus keras lalu melangkahkan kakiku
Last Updated : 2025-09-05 Read more