“Astaga ...!” bisikku, terkejut ketika aku menyadari sinar mentari sudah menyapa. “Udah siang.”Aku mengusap mataku untuk menyesuaikan cahaya yang masuk, lalu pandanganku mengarah pada robe yang kukenakan semalam dan kini tergeletak di atas lantai, beserta dengan pakaianku yang lain ... dan lebih mengejutkan lagi, ada lengan kokoh yang melingkar rapat di pinggangku. Aku menoleh ke belakang—dan mendapati Rayhan yang masih terpejam di belakangku, wajahnya begitu tenang, rambutnya berantakan, napasnya teratur, tapi ... terlalu dekat.Aku buru-buru menarik selimut menutupi seluruh tubuhku, tapi gerakanku justru membuat Rayhan bergumam pelan, lalu memelukku lebih erat lagi. “Hmm ... jangan berisik ...,” ucapnya dengan suara serak setengah sadar.Wajahku menjadi panas dalam seketika. Tubuhku otomatis menjadi kaku. Bagaimana bisa ... aku tidur bertelanjang dada, dipeluk Rayhan, seolah-olah kami pasangan suami istri beneran?Padahal ... pernikahan kontrak itu—sudah batal.Aku menelan ludah de
Last Updated : 2025-09-07 Read more