Pak Jaja hanya terkekeh mendengar tuduhanku, lalu menganggukkan kepalanya sopan. “Waduh, Bapak mah cuma ngikut perintah atasan,” jelasnya dengan senyum menggoda, seolah tengah menyembunyikan sesuatu.Belum sempat aku mendesaknya, Rayhan yang masih berdiri di belakangku kembali berdeham, seolah ia memberi kode padaku untuk segera masuk ke dalam mobil, tapi ... aku masih mencoba menelisik wajah Pak Jaja, mencari secercah kebohongan yang mungkin bisa aku dapatkan di sana.“Masuk, Kay,” kata Rayhan mengulangi, membuatku mengurungkan niat untuk mendesak Pak Jaja.Dengan malas, aku berangsur masuk ke dalam mobil, lalu menyandarkan tubuhku cepat-cepat di kursi, kemudian Rayhan ikut masuk dan duduk di sampingku, sementara Pak Jaja menutup pintu dan segera masuk ke kursi depan. Aku melirik ke kursi depan begitu mobil meninggalkan kantor ini, menatap punggung Pak Jaja yang tengah fokus menyetir, tapi ... senyum kecilnya masih terlihat jelas melalui kaca spion tengah.Kemudian, aku memajukkan b
Terakhir Diperbarui : 2025-09-21 Baca selengkapnya