"Steven, meskipun nyawa ibuku telah selamat, jangan lupa kalau nyawa putraku masih memisahkan kita! Jadi, berhentilah mencoba menggunakan trik-trikmu itu untuk mengikatku. Aku nggak pernah berutang apa pun padamu, apalagi pada Regan. Utangmu padaku juga nggak mungkin bisa kamu lunasi!"Steven mengernyit dan bertanya dengan suara berat, "Kalau putra kita masih hidup, kamu nggak mungkin menyebut soal perceraian lagi, 'kan?""Nggak ada 'kalau' di dunia ini," sahut Vanesa, dadanya bergerak naik dan turun saking emosinya. "Steven, terkadang aku benar-benar penasaran. Ketika kamu terbangun di tengah malam, apa kamu pernah memimpikan anak itu datang kepadamu untuk mengambil nyawamu?"Steven sontak tertegun."Tapi, kamu nggak mungkin bermimpi seperti itu, 'kan?" Vanesa mencibir, "Karena bagimu, putramu hanya Regan seorang! Apa arti kematian putraku bagimu?"Steven mengepalkan tangannya dengan erat, dia menelan ludah dengan susah payah.Vanesa berhenti menatap Steven, lalu berbalik dan menatap
Read more