"Kamu bodoh, ya? Sudah tahu lagi sakit, tapi tetap saja jauh-jauh pergi ke luar negeri. Kamu nggak kenal siapa pun di sini, siapa yang bisa mengurusmu? Ayo pulanglah bersamaku. Aku nggak akan membujukmu lagi. Kalau kamu memang mau bercerai, aku akan mendukungmu. Kalau kamu nggak mau tinggal di rumah, kamu bisa pindah ke rumahku ....""Percuma saja, Vanesa."Stella memejamkan matanya, air matanya mengalir tanpa isak tangis. "Asalkan aku tetap di Kota Amari, ibuku akan terus mengendalikanku. Aku tahu dia peduli padaku, tapi aku benar-benar merasa terkekang. Hanya di sini aku bisa menjernihkan pikiran. Saat aku lagi sendirian, aku bisa pergi keluar untuk memotret ...."Suara Stella terdengar gemetar di tengah suasana kamar yang sunyi itu."Aku tahu aku bukan istri, ibu ataupun putri yang baik, tapi aku juga nggak mau seperti ini. Setelah kehilangan ingatanku, aku buru-buru menikah dengan Alex. Empat tahun lebih kami menikah! Bagaimana mungkin aku nggak mencintainya? Sepuluh bulan kehamila
Baca selengkapnya