Sudah dua minggu Marni bekerja di rumah Edgar, dan suasana apartemen itu benar-benar berubah. Dulu, rumah Edgar dingin, kaku, dan selalu senyap. Tapi sejak gadis kampung itu datang, semuanya jadi… penuh warna, sekaligus berantakan.Hari pertama, masakan Marni bisa dibilang bencana nasional. Telurnya gosong, nasinya keras, dan sambalnya entah kenapa terasa seperti permen mint. Hari berikutnya, ruang tamu penuh busa karena ia “niat bersihin karpet sampai kinclong”, tapi keliru menuang sabun cuci piring satu botol penuh ke ember.Namun, yang aneh: Edgar tidak pernah benar-benar marah.Ia hanya menghela napas dan berkata datar, “Lain kali, jangan pakai sabun cair buat karpet.”Dan Marni, dengan wajah memelas, selalu menjawab, “Iya, Tuan… di kampung saya nggak ada karpet, jadi saya kira sama kayak piring.”Tapi lama-lama, segalanya berubah. Marni belajar cepat—terlalu cepat, malah. Dalam waktu seminggu, ia bisa membuat rumah itu tampak seperti apartemen contoh di katalog majalah. Dapurnya
Terakhir Diperbarui : 2025-10-23 Baca selengkapnya