---Malam itu, kamar besar di lantai atas beraroma hangat. Lampu temaram kuning keemasan menyinari dinding marmer, sementara Elina bersandar di ranjang, rambut panjangnya tergerai menutupi bahu. Tubuhnya masih letih setelah seharian mengurus bayi, namun sorot matanya tetap lembut.Carlos masuk dengan langkah tenang. Kancing kemejanya terbuka, tatapannya langsung jatuh pada Elina. “Aku tidak pernah bosan melihatmu,” katanya pelan, seakan hanya untuk dirinya sendiri.Elina tertawa kecil, menunduk. “Aku ini bahkan belum mandi sore, Car. Rambut acak-acakan, tubuh berubah…”Carlos duduk di sisi ranjang, jemarinya menyusuri pipi istrinya. “Kamu cantik. Justru karena perubahan itu. Kamu ibu dari anakku, tapi tetap wanitaku. Itu tak pernah berubah.”Elina terdiam, hatinya menghangat. Ia meraih tangan suaminya, lalu menggenggam erat. Ketika Carlos menunduk mencium keningnya, ia menutup mata, membiarkan perasaan tenang merayap ke dadanya.Ciuman itu turun perlahan ke bibirnya. Elina merespons,
Last Updated : 2025-09-28 Read more