“Oke,” sahut May dengan wajah dingin. Tatapannya menusuk, membuat suasana di depan UGD seketika terasa kaku. Ira menarik napas pelan, kemudian berbalik tanpa menunggu penjelasan. Selang infus di tangannya bergoyang seiring langkah tergesa, meninggalkan lorong yang makin sunyi ditelan malam. Hanif melirik May, mendesah pelan. “May, jangan bilang kamu ada curiga sama Tante Ira?” May menegakkan duduknya, menatap lurus ke depan, seolah ingin menghindari sorot mata Hanif. “Kamu tahu?” tanyanya pelan, sedikit bergetar. Tentu saja Hanif langsung tersenyum tipis, ada getir yang sulit disembunyikan. “Jangankan aku, bahkan mungkin Tante Ira pun bisa nebak. Dari caramu memandang dan menjawabnya tadi, sudah jelas kamu menuduh dia terlibat.” Hening. Kata-kata Hanif menancap seperti duri, membuat May tak berkutik. “Tapi biar aku kasih tahu kamu, May,” lanjut Hanif dengan suara sangat pelan, hampir seperti bisikan yang hanya berani terdengar di malam yang sepi, “Tante Ira nggak mungkin ada hu
Terakhir Diperbarui : 2025-08-23 Baca selengkapnya