"Puas kamu sekarang, Mas?!" teriak Nanda dengan suara bergetar antara marah dan terluka, "puas kamu jebak aku sampai Arga salah paham?!"Wajahnya memerah, napas memburu. Tatapannya tertuju pada Adam, penuh amarah yang tertahan terlalu lama. Tangannya mengepal di sisi tubuhnya, seperti menahan gemetar yang tak kunjung reda."Sudah di saat seperti ini, kamu masih belum ngerasa bersalah?" Suara Adam mulai meninggi, nadanya tajam. "Harusnya kamu punya malu, Nanda. Kamu nggak punya harga diri sekarang, padahal waktu pertama kita ketemu, kamu itu gadis baik, jujur, dan lembut. Aku nggak bisa nebak kenapa kamu jadi kayak gini ... kecuali karena satu hal, kamu serakah."Ucapan itu seperti cambuk, menghantam telinga Nanda tanpa ampun. Seketika wajahnya menegang. Mata yang semula membara kini mulai berembun. Rahangnya mengeras, menahan gejolak yang mendesak keluar. Namun, dia tidak diam."Iya," ucapnya penuh tekanan, "aku serakah."Tangis wanita itu pecah perlahan, tak ditahan lagi. Bahunya ber
Huling Na-update : 2025-07-31 Magbasa pa