Aqeela membuka mata. Dia mendongak dan melihat wajah tampan Bramasta yang tersenyum padanya.“Selamat pagi, Istriku tercinta.” Bramasta mencium dahi Aqeela.“Suamiku.” Aqeela menatap Bramasta dengan wajah datar.“Benar, Sayang. Kamu bisa memanggilku suami atau sayang.” Bramasta memeluk erat tubuh Aqeela. Dia berharap gadis itu tidak lagi menyapanya Om setelah kehilangan beberapa ingatan.“Aku mau mandi. Tubuhku gerah,” ucap Aqeela.“Kita mandi bersama.” Bramasta keluar dari selimut. Dia tidak peduli dengan tubuh telanjang berdiri tegak di depan Aqeela.“Aarrggh!” Aqeela berteriak dan menutup diri dengan selimut.“Ada apa, Aqeela?” Bramasta terkejut. Pria itu segera memakai boxer.“Kamu telanjang. Itu. Itunya berdiri. Padahal semalam sudah mencapai pucak,” ucap Aqeela dari balik selimut.“Sayang, itu semalam. Sekarang sudah beda hari. Tentu saja milikku sudah mengisi ulang peluru baru.” Bramasta tersenyum melihat Aqeela.“Apa kamu sudah kuat untuk bercinta lagi?” tanya Bramasta.“Tidak.
Last Updated : 2025-09-21 Read more