Azena perlahan membuka matanya, menarik napas dalam dan melepaskannya pelan. Pelukan dari sang Papa memang menenangkan, tapi gejolak di dalam dadanya masih mengamuk, seakan ingin keluar dan melampiaskan semua gejolak itu. Ada kenangan buruk yang tidak pernah lenyap, ada luka yang kembali menganga.“Ze...” Jeremy kembali bersuara dengan suara yang lebih lembut. “Kalau kamu ingin berhenti, kami akan mengerti. Tidak ada yang menyalahkan mu.”Azena menoleh pelan, menatap mata sang kakek yang tampak lelah namun penuh kasih.“Tidak, Kek,” ucapnya tegas. “Aku justru harus teruskan ini. Bukan hanya karena misi. Tapi karena... ini adalah warisan Ayah. Sesuatu yang harus diselesaikan.”Jeremy mengangguk bangga, meski ada kekhawatiran terselip di wajah tuanya.“Kalau begitu, kamu harus siap dengan semua kemungkinan,” ujar Anthony pelan. “Jika memang ayahmu dulu terbunuh karena kasus ini, artinya kamu sedang bermain dengan api yang sama, Ze.”“Aku tahu, Pa,” jawab Azena mantap. “Tapi aku tidak se
Last Updated : 2025-06-19 Read more