Share

14. Pulang

Author: Appachan
last update Last Updated: 2025-06-08 09:33:06

Sampainya di mess hall kamp militer, mereka duduk mengelilingi meja, menikmati makan malam yang sederhana. Suasana lebih santai, tetapi percakapan mereka masih diwarnai oleh bayangan kejadian yang baru saja mereka alami. Mereka saling berbagi pengalaman dan refleksi.

Azena yang masih di tangani oleh dokter militer duduk dengan tenang seraya menatap mereka yang sedang bercengkrama.

"Selesai, anda harus sering mengganti perban ini dan lukanya jangan sampai terkena air," ucap Dokter militer itu yang sesekali melihat Azena dengan tangan yang masih sibuk merapikan alat-alat yang diperlukannya tadi.

Azena hanya mengangguk tanda dirinya mengerti, Azena sungguh tidak asing dengan yang namanya luka setelah dirinya bergabung menjadi seorang agen. Azena melirik dokter pria itu yang masih sibuk dengan alat-alatnya. "Terima kasih Dokter."

"Sama-sama, jangan lupa istirahat yang cukup. Saya permisi."

Setelah mengucapkan itu dokter pria itu langsung keluar dari mess militer. Azena kini bergabung b
Continue to read this book for free
Scan code to download App
Locked Chapter

Latest chapter

  • Secret Agent Or Teacher   30. Hari melelahkan

    Azena segera menghubungi sopirnya, meminta mobilnya dibawa ke bengkel utama seperti yang diminta Alex. Dalam waktu singkat, terdengar deru mesin mobil Azena yang menjauh, diikuti keheningan sesaat di mansion. Azena kembali fokus pada Edward dan Alex yang masih sibuk dengan denah dan skema."Jadi, apa langkah selanjutnya?" tanya Azena, mendekati layar besar.Edward menunjuk ke beberapa titik di denah mobil. "Alex akan fokus pada penguatan struktur dan pemasangan kaca anti peluru. Sementara aku akan memprioritaskan integrasi sistem elektronik. Aku perlu memastikan semua kamera, mikrofon, dan pelacak tersembunyi dengan sempurna dan terhubung ke sistem kontrol di laptop mu.""Dan jam tangan?" Azena menatap jam tangan vintage yang tergeletak di meja Edward."Aku sudah pilih salah satu," Edward mengangkat jam tangan kulit berwarna cokelat tua. "Desainnya klasik, tidak mencolok, dan ada cukup ruang untuk menyematkan perangkat. Aku akan mulai mengerjakannya setelah ini."Alex mengangguk setuj

  • Secret Agent Or Teacher   29. Memulai Rencana

    Pagi harinya, Azena bangun lebih awal, guna mempersiapkan segala sesuatu yang telah menjadi diskusi semalam. Ia memutuskan untuk menemui Edward yang sudah berada di ruang kerja sementara yang disediakan untuknya, sebuah ruangan yang dulunya perpustakaan pribadi Hailey namun kini telah disulap Edward menjadi lab mini dadakan dengan laptop, peralatan elektronik kecil, dan beberapa gadget yang belum diketahui oleh Azena.Azena mengetuk pintu dan masuk. Edward sudah sibuk dengan tablet dan beberapa chip kecil di meja."Pagi, Ed," sapa Azena, membawa dua cangkir kopi. "Aku bawakan kopi."Edward mendongak, tersenyum. "Pagi, Ze. Wah, kebetulan sekali. Terima kasih." Ia menerima salah satu cangkir. "Aku sudah mulai menyusun daftar komponen. Untungnya beberapa bagian kunci bisa dipesan secara online dan tiba cepat. Tapi ada beberapa komponen khusus yang harus aku buat sendiri.""Bagaimana dengan mobilku?" tanya Azena. "Aku bisa mengantarmu ke garasi mobil untuk melihat-lihat.""Boleh, nanti

  • Secret Agent Or Teacher   28. Diskusi Malam

    Malam harinya, suasana makan malam di mansion Hailey terasa hangat. Azena, Julian, dan Edward, Jeremy dan kedua orang tua Julian duduk di meja makan yang luas, ditemani hidangan lezat yang disiapkan koki mansion. Edward, yang sudah berganti pakaian santai, terlihat lebih rileks."Jadi, Azena," Edward membuka percakapan setelah suapan terakhirnya, "mengenai alat-alat itu, aku sudah punya gambaran kasar." Ia meletakkan garpunya dan menatap Azena serius. "Untuk pena perekam suara, aku bisa buatkan model yang persis seperti pena mahal yang biasa kamu pakai. Jadi tidak akan ada yang curiga. Mikronya akan sangat sensitif, bisa menangkap percakapan bahkan di ruangan yang cukup bising. Untuk transfer datanya, kita bisa pakai sistem enkripsi. Jadi, hanya ponselmu yang bisa mengakses rekaman itu."Azena mengangguk, matanya berbinar. "Kedengarannya sempurna, Ed." "Tapi, pakai pena yang biasa saja."Edward mengangguk mengerti, "baiklah.""Untuk modifikasi mobilmu," lanjut Edward, "kita akan butu

  • Secret Agent Or Teacher   27. Edward

    Azena melangkah masuk ke ruang tamu utama mansion Hailey, rambutnya masih sedikit lembap dan kulitnya terasa hangat setelah berjemur di tepi kolam renang. Ia mengenakan baju santai setelah berganti pakaian. Di sofa besar, Azena melihat Julian sedang berbicara dengan seorang pria. Pria itu adalah Edward, sepupu Azena yang ia minta Julian untuk menghubunginya. Edward baru saja tiba dari luar negeri, khusus datang memenuhi panggilan Azena."Edward?!" seru Azena, terkejut sekaligus senang melihatnya sudah tiba. Ia mempercepat langkahnya menghampiri.Edward tertawa, bangkit berdiri dan memeluk Azena singkat. "Azena! Astaga, sudah lama sekali kita tidak bertemu. Kamu makin cantik saja, sepupuku."Julian, yang sedari tadi hanya tersenyum tipis, akhirnya angkat bicara. "Dia baru saja tiba dan langsung ke sini. Aku sudah sampaikan kalau kamu ingin bertemu secepatnya.""Terima kasih sudah datang jauh-jauh, Ed," ucap Azena tulus. "Aku tahu kamu pasti sibuk.""Tidak masalah, Ze. Julian bilang ini

  • Secret Agent Or Teacher   26. Menikmati Cuti

    Beberapa hari telah berlalu dengan cepat, dan pagi ini di halaman belakang mansion Harley yang luar biasa luas, di tengah lapangan hijau yang terawat apik, Azena berdiri dengan tegap. Rambut hitamnya yang biasanya terikat rapi kini dibiarkan tergerai.Penutup telinga khas orang tengah melakukan latihan menembak, Kacamata yang bertengger di hidungnya memantulkan kilau mentari, tak lupa matanya menatap lurus kearah target menambah kadar kecantikan Azena.Ia mengenakan kaus hitam lengan pendek yang pas di tubuh, menonjolkan bentuk atletisnya yang terbentuk dari latihan keras bertahun-tahun. Celana kargo hitam dan sepatu bot taktis melengkapi penampilannya, pakaian khas saat Azena tengah bertugas di lapangan. Di depannya, di atas sebuah meja kokoh, terpasang senapan laras panjang dengan teleskop bidik yang tampak sangat presisi.Azena mengangkat senapan, bahunya rileks dan penuh kendali. Napasnya teratur, matanya menyipit saat ia membidik target yang berada di ujung terjauh halaman. Jari

  • Secret Agent Or Teacher   25. Informasi Bocor

    Sore hari, suasana di ruang keluarga Azena terasa begitu hangat dan tenang. Aroma teh melati semerbak di udara, berpadu dengan hangatnya sinar matahari sore. Azena duduk di sofa empuk, menyandarkan punggungnya, sementara Julian dengan telaten mengganti perban di lengan kirinya. Luka tembak akibat insiden beberapa hari lalu itu kini mulai mengering."Nah, sudah selesai," ucap Julian lembut, menepuk pelan lengan Azena. "Jangan terlalu banyak bergerak dulu, ya. Biar cepat pulih."Azena tersenyum tipis. "Terima kasih, Lian. Kamu ini selalu sigap membantu ku.""Sudah kewajibanku, dong. Apalagi kalau menyangkut sepupu kesayangan." Julian terkekeh, lalu mengambil posisi duduk di sofa di hadapan Azena. "Bagaimana harimu selama masa cuti ini? Apakah menyenangkan?"Azena tertawa kecil. "Sejauh ini menyenangkan, walaupun hanya berdiam diri di rumah. "Dan aku merasa semakin nyaman," ucap Azena lirih tapi Julian masih bisa mendengar ucapan Azena, Julian tersenyum tipis mendengarnya.Azena melirik

More Chapters
Explore and read good novels for free
Free access to a vast number of good novels on GoodNovel app. Download the books you like and read anywhere & anytime.
Read books for free on the app
SCAN CODE TO READ ON APP
DMCA.com Protection Status