"Kamu sudah terluka seperti ini, masih bilang nggak apa-apa. Ayo, aku bawa kamu ke ruang medis," timpal Farel.Livia masih berpura-pura terlihat bersalah. Katanya, "Tapi, pertandingan Arfan ....""Pertandingan nggak sepenting Bibi. Bibi, Arfan sayang pada Bibi," ucap Arfan.Melihat Farel dan Arfan begitu cemas pada Livia, Jovita merasa konyol. Sekalipun kekuatannya lebih besar, tendangannya tidak mungkin sampai melukai Livia. Jelas sekali bahwa Livia sengaja. Namun, Farel dan Arfan sama sekali tidak memikirkan itu.Farel menggendong Livia ke ruang medis. Ketika melewati Jovita, dia tidak lupa memelototinya dengan ekspresi penuh kebencian."Kamu sudah melukai Bibi. Aku membencimu!" pekik Arfan."Jovita, kalau ada masalah, hadapi aku saja. Jangan menyakiti orang yang nggak bersalah!" sergah Farel.Selesai berbicara, Farel dan Arfan menggendong Livia pergi. Mereka bertiga benar-benar terlihat seperti keluarga. Jovita ditinggal sendirian dengan ekspresi tak percaya.Sandiwara yang begitu b
Read more