Suasana makan malam di rumah Gladys terasa lebih hening dari biasanya. Piring-piring berkilau, gelas-gelas kristal berdenting halus, aroma sup hangat memenuhi udara, namun tak ada satu pun yang benar-benar terasa hangat.Gladys berusaha mencairkan suasana dengan senyum tipis, menanyakan hal-hal ringan tentang makanan atau cuaca sore tadi, tapi percakapan hanya menggantung seperti uap di udara, tak punya arah.Di sampingnya, Tyo duduk tenang namun kaku. Tatapan matanya dingin, terlalu tajam untuk dianggap ramah, terlalu datar untuk disebut sopan.Santi yang duduk di sisi lain menunduk sepanjang waktu, berusaha menyuap nasi tanpa benar-benar menelan apa pun. Setiap gerakannya kaku, seolah takut jika suara sendok yang beradu dengan piring akan menyinggung tuan rumah.“Bagaimana, Bu Santi?” suara Tyo memecah hening. Datar, tapi cukup dalam untuk membuat jantung Santi bergetar. “Sudah mulai kerasan tinggal di sini?”Santi tersentak kecil, lalu mengangguk pelan. “Terima kasih, Nak Tyo. Ibu
Last Updated : 2025-10-29 Read more