Jonathan bertanya lirih, sorot matanya meredup. Ada harapan dan sedikit cemas takut kalau Amel menolaknya. Tapi, anggukan lemah Amel memberinya harapan. “Aku milikmu, Kak Jonathan,” ujarnya serak, wajahnya memerah malu. Ia memalingkan wajah menyembunyikan warna di wajahnya. Jemari Jonathan terulur, membingkai wajah Amel dengan lembut. Tatapan hitam legamnya menancap dalam, mengunci mata bening Amel yang bergetar halus. Perlahan, bibir Jonathan menyentuh bibirnya, dan gadis itu hanya mampu mengangguk samar.Mendapat persetujuan, Jonathan tak lagi menahan diri. Ia memperdalam ciumannya, lidah hangatnya perlahan masuk, dan Amel menyambutnya dengan pasrah. Jonathan menariknya lebih dekat, jemarinya menekan lembut belakang kepala Amel, membuat gadis itu sedikit kewalahan mengikuti irama yang kian dalam.Napas Amel tercekat, dadanya naik-turun tak beraturan. Hingga akhirnya, dengan gemetar ia menepuk bahu Jonathan, memberi tanda. Jonathan terpaksa melepaskan tautan bibir itu dengan berat
Terakhir Diperbarui : 2025-08-29 Baca selengkapnya