Arlina menatap Rexa sambil tersenyum. Di sudut bibirnya masih menempel remah kecil dari roti nanas."Kamu jadi Doraemon-ku ya? Selama aku ingin sesuatu, kamu tinggal keluarkan dari kantong ajaibmu dan kasih ke aku."Rexa yang tadi sempat tegang kini melirik ke arahnya, lalu tersenyum tak berdaya.Arlina tak mau kalah, masih merengek manja. "Kamu mau nggak jadi Doraemon-ku? Mau nggak?""Mau, mau, mau. Jadi suami juga mau." Mata Rexa penuh kasih sayang saat menjawab.Mendapat jawaban memuaskan, Arlina bersenandung kecil dengan riang, lalu teringat sesuatu. "Gimana kalau aku buat SIM saja?""Kok tiba-tiba kepikiran buat SIM?""Dari dulu sih sudah kepikiran, cuma aku masih di luar negeri waktu itu. Kalau aku punya SIM, kamu nggak usah repot-repot jemput aku terus.""Kamu nggak mau aku jemput?""Bukan begitu, aku cuma nggak mau kamu terlalu capek. Lagi pula kalau punya SIM, lebih praktis juga. Nanti kalau pergi sama Annie, bisa gantian nyetir."Kalau dibilang praktis, memang lebih praktis.
Baca selengkapnya