Ucapan Arlina terhenti sesaat. "Karena kamu nggak ada, jadi aku malas pulang cepat," ucapnya akhirnya.Suara Rexa terdengar serak, tetapi di balik itu ada kelembutan yang tak bisa disembunyikan. Hati Arlina terasa hangat dan tak kuasa tersenyum."Pak Rexa malam ini harus tidur sendiri ya," godanya. "Nggak ada pilihan, istriku 'kan dokter hebat," Rexa menjawab pasrah, tapi nada bicaranya justru terdengar manis.Arlina tertawa kecil. Tak lama kemudian, dia mendengar Rexa bertanya, "Sudah makan belum?""Belum," jawabnya."Kalau begitu makanlah sekarang selagi sempat, nanti kalau ...."Belum sempat Rexa menyelesaikan kalimatnya, terdengar ketukan di pintu kaca balkon. Arlina menoleh dan dari balik kaca, dia melihat Hubert berdiri di dalam ruangan. Pintu dibuka, dan suara Hubert terdengar tegas, "Ada pasien gawat darurat."Setelah berkata demikian, Hubert langsung berbalik dan pergi.Arlina buru-buru bicara ke telepon, "Sudah kubilang, mustahil kalau nggak sibuk. Aku benar-benar nggak sempa
Baca selengkapnya