Annie yang seperti itu terlihat begitu tertekan dan kasihan. Hati Rexa langsung luluh. Dia berjongkok di depan Annie dan menatap sejajar dengan pandangannya.Melihat ayahnya, gadis kecil itu tetap memanggil pelan, "Papa."Rexa tersenyum tipis, lalu mengulurkan tangan mengusap kepalanya. "Mama sudah pulang, kamu nggak senang?"Annie mengatupkan bibir, tidak menjawab."Apa kamu marah karena Mama pergi terlalu lama?"Di luar pintu, hati Arlina terasa perih.Annie masih tidak berbicara.Rexa pun tidak memaksa, malah mengganti topik, "Kali ini jalan-jalannya menyenangkan?"Benar saja, dia pun menjawab, "Menyenangkan.""Ada kenalan teman baru?""Ada, aku bahkan berteman dengan seekor kuda poni, namanya Yogurt."Rexa tertawa, "Kamu sempat foto dengannya?""HP-nya sama Nenek.""Nanti kita minta Nenek tunjukkan seperti apa Yogurt, ya.""Oke." Annie mengangguk.Rexa menatapnya dengan lembut, "Selama pergi lama, ada kangen Papa?"Annie berpikir serius sejenak, lalu menjawab jujur, "Nggak."Rexa t
Read more