Mendengar ucapan itu, Arlina nyaris tertawa."Aduh, kayaknya harga diri Pak Rexa terluka nih."Dia melangkah mendekat ke arah Rexa, berniat memeluk dan menenangkannya. Siapa sangka, Rexa justru memiringkan tubuhnya, menghindar dari pelukannya.Arlina sedikit terkejut, lalu mendengus kesal. "Ih, cuma gara-gara bilang otot perutmu kalah, aku jadi nggak boleh peluk kamu ya?"Rexa mengangkat pandangan dengan pasrah. "Badanku masih keringatan, kotor.""Aku tetap mau peluk, tetap mau!"Arlina ngotot memeluk pinggangnya dan Rexa akhirnya membalas pelukannya juga. Sudut bibirnya sudah membentuk senyuman.Siapa sangka, tiba-tiba Arlina mencubit perutnya. Rexa yang tak siap langsung menahan napas dan mengeluarkan suara tertahan. Arlina langsung berseru, "Eh, Sayang, baru olahraga sehari, otot perutmu sudah muncul lho!"Rexa benar-benar tidak tahu harus memasang ekspresi apa. Kalau terus begini, lama-kelamaan dia akan menjadi bayi karena terus dibujuk Arlina.Keduanya terus bermesraan di depan pi
더 보기