Awalnya Arlina mengira semuanya sudah berakhir, tetapi tubuh Rexa kembali menempel dari belakang. Bibirnya menutup telinganya sambil menggigit lembut. "Sayang, sekali lagi ya?""???"Arlina yang bahkan belum sempat bernapas lega, kembali dipaksa Rexa menoleh. Bibir tipisnya menutup bibirnya, wajahnya yang basah oleh keringat menempel erat padanya, embusan napas panas membuatnya nyaris sesak.Keesokan harinya, Arlina terbangun karena sesuatu yang terasa gatal. Dia membuka mata dengan setengah sadar, wajah mungil Annie yang manis langsung masuk ke dalam pandangannya.Arlina berkedip, lalu memanggil, "Annie."Begitu bersuara, dia baru sadar suaranya serak. Namun dia tahu, itu bukan karena baru bangun tidur, melainkan karena ulah Rexa semalam.Melihat ibunya membuka mata, suara Annie yang lembut terdengar, "Mama, kamu sudah bangun.""Mm," Arlina memeluknya dan bertanya, "Annie, kenapa bangun sepagi ini?""Nggak pagi kok."Mata Annie yang pekat tampak bening saat menjawab, "Papa bilang seka
Baca selengkapnya