Jazlan terkejut. "Lillia ...."Awalnya dia mengira Lillia akan merasakan kepanikan yang luar biasa, tetapi ternyata beberapa tangan sudah menangkap dan menahan tubuh Lillia agar tetap stabil.Lillia menoleh, mendapati beberapa orang tiba-tiba muncul di belakangnya."Kami datang untuk membantu.""Hati-hati, mundur, biar kami yang bantu.""Semua pegang tangan, sambil bergantian dorong tongkat pancing sedikit ke depan."Satu per satu orang berbicara. Mereka berpegangan tangan, bergerak ke arah laut. Ombak besar menghantam mereka, tetapi mereka tetap berdiri tegak, seolah-olah membentuk rantai yang kokoh.Melihat pemandangan itu, hati Lillia terasa hangat. Berkat kerja sama semua orang, Jazlan berhasil membawa anak itu kembali ke pantai.Jazlan yang kelelahan pun terbaring di pasir, sementara anak itu segera dipeluk orang tuanya yang menangis."Anakku, anakku ...."Wajah anak itu pucat, matanya terpejam, dan bibirnya ungu."Jangan-jangan sudah meninggal?""Dilihat dari wajahnya, sepertinya
Baca selengkapnya