Di dalam taman es yang sunyi, di bawah tatapan bintang-bintang yang membeku, waktu seolah berhenti. Tangan Luca yang terulur tetap menggantung di udara, sebuah undangan yang rapuh di antara dua dunia. Aeri menatap tangan itu, lalu pada pantulan wajahnya yang damai di danau cermin. Di sini, ia memiliki segalanya yang telah hilang: kedamaian, ingatan, sebuah surga yang sunyi. Di sana, di dunia nyata, hanya ada penderitaan, pertarungan, dan sebuah kekosongan yang menakutkan di dalam dirinya.Tetapi di sana juga ada Luca.Ia melihat permohonan di mata Luca, sebuah kerapuhan yang jarang sekali pemuda itu tunjukkan. Ia merasakan kebenaran dalam kata-katanya—bahwa ia adalah jangkarnya, bahwa ia tidak bisa menghadapi badai itu sendirian. Dan di dalam hatinya yang damai, Aeri menyadari sebuah kebenaran yang pahit. Surga ini, kedamaian ini, tidaklah nyata jika ia h
Last Updated : 2025-08-27 Read more