Pagi itu Hochstadt diliputi kabut tipis. Udara sejuk menusuk tulang, tapi dapur rumah keluarga Heinrich hangat oleh aroma roti panggang, mentega, dan telur rebus. Jam dinding berdetak pelan, seolah ingin memperlambat waktu.Aurelie duduk di meja, mengenakan jaket wol pemberian Oma. Shaquelle duduk di seberangnya, masih dengan rambut berantakan dan mata setengah terbuka—efek dari tidur di sofa yang penuh sejarah dan ancaman.“Ini… teh chamomile buat di pesawat,” kata Oma sambil meletakkan botol termos mungil ke dalam tas tangan Aurelie.Opa duduk di pojok, pura-pura membaca koran, padahal dari tadi dia mencuri pandang ke arah cucu kesayangannya. Di sebelahnya, Aunty Louisa diam-diam menyiapkan satu kotak kecil berisi brownies kering, selai buatan sendiri dan dua bungkus teh favorit Aurelie.Shaquelle menatap meja. “Ini sarapan paling intimidatif sepanjang hidup aku.”“Karena kamu sadar yang kamu makan bukan cuma roti, tapi juga pengawasan generasi,” sahut Lou
Last Updated : 2025-07-29 Read more