Opa Angga seolah mengungkit kisah masa lalu, berharap Papi Tian akhirnya mengerti.Dulu, jika bukan karena rengekan Juna yang memohon dengan air mata agar Papi Tian menjadi Papi barunya, Opa Angga tak sudi memberikan restu.Juna kecil, dengan segala kepolosan dan cintanya, berhasil meluluhkan hati Opa Angga yang keras."Pa... udah, Pa. Ini di rumah sakit, tahan emosi Papa," ucap Mami Nissa, akhirnya berhasil melepaskan cengkeraman tangan Opa Angga pada suaminya.Dia merasa khawatir, jantungnya berdebar kencang. Takut terjadi sesuatu yang lebih buruk dari sekadar ini. Mami Nissa tahu betul karakter Papanya. Pria itu tak segan-segan bermain kasar jika emosinya sudah tak terkendali, meski di balik kekerasan itu, ada hati yang penuh cinta dan kepedulian."Ayok kita pulang dari sini, Pi. Mami juga harus ke restoran," ucap Mami Nissa, menggenggam tangan suaminya erat. Sentuhan tangannya adalah upaya untuk menenangkan.Papi Tian mengangguk, lalu dia berniat meraih tangan Opa Angga, hendak me
Last Updated : 2025-08-16 Read more