Damian mengusap wajanhya pelan, lalu bersandar pada sofa dengan menghembuskan napas panjang. Rasa cemasnya masih menggantung di dada, ia tahu, Alea sudah berada di tempat yang aman, tetapi tetap saja ia tak bisa memastikan ketenangah hadir dalam diri Alea. Ia memejamkan matanya, membayangkan bagaimana tatapan takut Alea, lirihnya ketakutan, bahkan bagaimana racauan gadis itu ketika ia merasa takut akan sebuah kematian.Damian memijat pelipisnya ringan, “Gadis itu tidak bisa berada di duniaku saat ini,” gumannya. “Apa aku terlalu memaksanya? Padahal, ia hanya menyesapnya sedikit, tetapi tubuhnya langsung bereaksi seperti diberi racun dengan dosis tinggi.”Ia mengacak rambutnya frustasi, menatap langit-langit dengan tatapan kosong.“Aku harus berhati-hati,” bisiknya pelan. “Mereka mulai menyentuh sesuatu yang seharusnya berharga,” lanjutnya dengan tangan terkepal.Pikirannya berputar dengan cepat, antara banya
Last Updated : 2025-06-25 Read more